TEMPO.CO, Hebron —Jenazah Arafat Jaradat, pria berusia 39 tahun yang tewas di penjara Israel akhir pekan lalu, Senin 25 Februari 2013, dikebumikan dengan upacara militer di kampung halamannya dekat Kota Hebron, Palestina.
Ribuan warga memadati pemakaman ayah dua anak yang diduga tewas akibat siksaan sipir penjara Israel.
Jasad Jaradat dibalut kafan bendera Palestina dan dibawa dengan kendaraan militer menuju liang lahat. Beberapa pejabat Otoritas Palestina menghadiri upacara pemakaman ini, termasuk Menteri Penjara, Issa Karake.
“Perlawanan terhadap Israel akan terus berlangsung,” Karake berjanji seusai pemakaman.
Kematian Jaradat memicu unjuk rasa besar-besaran di Tepi Barat selama tiga hari berturut-turut. Sekitar 3.000 tahanan Palestina di penjara Israel pun menggelar mogok makan selama sehari untuk mendesak Israel menyelidiki kematian Jaradat.
Badan keamanan Israel, Shin Bet, mengungkapkan, Jaradat, ditahan pekan lalu karena melempar batu sehingga melukai seorang warga Israel. Ia tewas enam hari kemudian di penjara Meggido. Israel berkilah kematian Jaradat karena serangan jantung.
Namun hasil otopsi yang dilakukan Institut Forensik Abu Kabir Palestina Ahad lalu menujukkan Jaradat disiksa hingga dua tulang iganya patah dan mengalami luka-luka lain. “Ia mengalami siksaan yang menyebabkan kematiannya. Israel bertanggung jawab atas pembunuhan ini,” kata Karake.
BBC | YNET | SITA PLANASARI AQUADINI