TEMPO.CO, Tokyo - Pemuda Somalia berusia 18 tahun dihukum lima hingga sembilan tahun oleh Pengadilan Distrik Tokyo atas upaya pembajakan yang dilakukannya terhadap sebuah kapal tanker yang teregistrasi di Bahama. Upaya yang berhasil digagalkan itu dilakukannya bersama anggota komplotannya di lepas pantai timur Afrika pada Maret 2011.
Remaja itu, yang namanya dirahasiakan karena masih di bawah umur, merupakan salah satu dari empat warga Somalia yang menghadapi pengadilan di Jepang di bawah hukum anti pembajakan 2009. Pengadilan digelar secara maraton sejak awal pekan ini.
Ia membenarkan terlibat dalam serangan pada kapal tanker yang dioperasikan oleh Mitsui OSK Lines Ltd. Hanya saja, ia mengaku sekadar membantu tiga orang lainnya.
Namun keterangannya tak sepenuhnya membuat hakim Katsunori Ono percaya. Sejumlah bukti menyebutkan, dia cukup profesional melancarkan aksinya. Selain itu, ia adalah satu-satunya yang bisa berbahasa Inggris sehingga memainkan peran besar dalam pembajakan, karena dialah yang berkomunikasi dengan para sandera.
"Kasus ini adalah tindakan khas pembajakan Somalia yang teratur dan terencana, untuk mendapatkan sejumlah besar uang tebusan. Meskipun akhirnya gagal, mereka harus dihukum berat," kata Ono.
Jaksa menuntut hukuman antara lima sampai 10 tahun penjara sesuai dengan aturan hukuman maksimal bagi remaja. Namun pengacaranya yang didatangkan dari Somalia meminta hukuman percobaan.
Ono mengatakan berbagai pertimbangan dilakukan sebelum mengambil putusan, termasuk bahwa terdakwa diyakini masih 16 tahun pada saat serangan itu.
Sedianya, mereka akan membajak tanker bermuatan 57.462 ton minyak pada 5 Maret 2011, menyandera 24 orang awaknya dan meminta sejumlah tebusan. Namun upaya itu gagal total setelah para kru mengunci diri dalam kompartemen khusus yang aman, sampai bantuan datang.
JAPAN TIMES | TRIP B
Berita Internasional Terpopuler:
Joget Harlem Shake, Empat Mahasiswa Ditangkap
Paus Beri Pemberkatan Terakhir Sebelum Mundur
Oscar Pistorius Ingin Bertemu Keluarga Reeva
Kakak Oscar Pistorius Tabrak Wanita Hingga Tewas
Korea Utara Buka Internet buat Orang Asing