TEMPO.CO, Nicosia - Pemimpin konservatif, Nicos Anastasiades, terpilih menjadi Presiden Siprus setelah memenangi pemilihan umum babak kedua, Ahad, 24 Februari 2013, dengan perolehan suara 57,5 persen. Demikian siaran televisi negara, CyBC, Ahad, 24 Februari 2013.
Pesaing terdekatnya yang didukung oleh kelompok komunis, Stavros Malas, berada di belakangnya dengan hasil pengumpulan suara 42,5 persen.
Kemenangan ini akan digunakan oleh Anastasiade sebagai modal perundingan dengan Uni Eropa agar memberikan dana talangan guna mengatasi kebangkrutan Siprus.
"Prioritas utama saya adalah mengembalikan lagi kredibilitas Siprus," kata Anastasiades dalam pidato kemenangannya di Ibu Kota Nicosia. "Saya bertekad bekerja sama dengan mitra kami, Uni Eropa," ujarnya.
Pendukung Anastasiade tampak bersukacita setelah mengetahui pemimpin konservatif dari Partai Reli Demokratik ini memenangi pemilihan umum. Mereka mengibar-ngibarkan bendera Siprus dan Yunani, serta membunyikan klakson mobil ketika mengitari Nicosia.
Pasar saham berharap kemenangan Anastasiades dapat mempercepat penyelamatan oleh Uni Eropa dan Lembaga Bantuan Keuangan Internasional (IMF) sebelum negeri kepulauan itu kehabisan uang kontan dan kian rapuh.
Pengacara berusia 66 tahun itu, pada pemilihan babak pendahuluan, meraup 45 pesen suara di kantong-kantong bangsa Siprus di selatan yang berbahasa Yunani. Sedangkan pesaingnya, Malas, 45 tahun, hanya meraih 27 persen suara.
AL JAZEERA | CHOIRUL