TEMPO.CO, Aden - Tentara dan polisi Yaman menembak mati empat demonstran pro-separatis dan melukai puluhan lainnya dalam aksi unjuk rasa di Yaman Selatan, Kamis, 21 Februari 2013.
Media lokal melaporkan, unjuk rasa, Kamis, yang diikuti ribuan orang berlangsung di jalan-jalan utama negara sekaligus untuk memperingati tergulingnya bekas diktator Ali Abdullah Saleh.
Baca Juga:
Situs berita online pemerintah, Aden al-Ghad, mengidentifikasi salah seorang korban bernama Bakil Ali Sa'id. Beberapa saksi mata mengatakan kepada situs berita itu, para penembak jitu dari Gerakan Islah juga menghamburkan tembakan kepada demonstran, menyebabkan sejumlah orang cedera. Sada Aden News Network mengidentifikasi korban lainnya adalah Abdallah al-Amoudi. Sedangkan identitas dua korban tewas lainnya belum diketahui.
Petugas keamanan mengeluarkan tembakan sejak pecah unjuk rasa di Distrik Krayter, kota pelabuhan Aden. Gambar-gambar yang diunggah video amatir menunjukkan sebuah kendaraan lapis baja militer berjalan pelan melintasi tempat unjuk rasa sebelum tiba-tiba berhenti. Beberapa detik kemudian, sejumlah tentara turun dari kendaraan dan mengeluarkan tembakan ke pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.
Gerakan Separatis Yaman muncul setelah terjadi penyatuan negara pada 1990, yang sebelumnya terpisah menjadi dua, yakni sebelah Utara dan Selatan, di bawah kontrol pemerintahan Sanaa.
Perang bersaudara berkecamuk melibatkan dua negara ini pada 1994, setelah Selatan menyatakan kemerdekaan. Tetapi wilayah negara mereka segera dikuasai oleh pasukan Utara.
Saat ini, warga di Selatan ingin berpisah karena mendapatkan perlakuan diskriminasi oleh pemerintahan Utara, Sanaa, yang dikepalai oleh Saleh, menyusul penyatuan negara.
Saleh dipaksa turun ketika terjadi demonstrasi besar-besaran di negara tersebut pada 2011. Dia selanjutnya digantikan oleh Wakil Presiden Abd-Rabbu Mansour pada Februari 2012. Namun Saleh mendapatkan jaminan kekebalan dari segala tuntutan sesuai dengan Kesepakatan Teluk seusai pengunduran dirinya. Hal ini membuat marah oposisi. Dia dianggap oleh penentangnya masih memiliki pengaruh di belakang pemerintahan.
AL-AKHBAR | CHOIRUL