TEMPO.CO, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi menarik duta besarnya dari Kolombo, Sri Lanka, Abdulaziz bin Abdul-Rahman Al-Jammaz, sebagai balasan atas penarikan diplomatnya dari Saudi setelah seorang pembantu rumah tangga asal Sri Lanka dituduh membunuh bayi sehingga harus dihukum penggal di Kerajaan.
Kabar tersebut diwartakan kantor berita SPA, Selasa, 19 Februari 2009. Sumber-sumber Kedutaan Arab Saudi di Kolombo membenarkan berita penarikan Al-Jammaz. Sekretaris Kementerian Urusan Eksternal, Karunatilleke Amunugama, mengatakan kepada Sunday Times, koran Sri Lanka, "Kami belum tahu."
"Berdasarkan keputusan pemerintah Sri Lanka menarik duta besarnya dari Kerajaan, Kementerian Luar Negeri (Saudi) telah menarik duta besarnya di Sri Lanka untuk konsultasi," tulis SPA, Selasa, mengutip keterangan juru bicara Kementerian.
Sri Lanka menarik duta besarnya, Ahmed Jawad, tak lama setelah Kerajaan memenggal warga negaranya yang jadi pembantu, Rizana Nafeek, pada 27 Januari 2013. Untuk penggantinya, Sri Lanka menyiapkan diplomat senior Vadivel Krishnamoorthy. Dia akan menjadi duta besar pertama Sri Lanka non-muslim untuk Kerajaan.
Ketegangan politik kedua negara melonjak sejak 9 Januari 2012 ketika eksekusi dilaksanakan terhadap pembantu rumah tangga asal Sri Lanka, Rizana Nafeek, yang berusia 17 tahun saat dia didakwa membekap hingga tewas seorang bayi berusia 4 bulan di Arab Saudi, pada 2005.
Menteri Dalam Negeri Arab Saudi usai eksekusi mengatakan kepada pers, Nafeek didakwa pihak berwajib membekap seorang bayi yang dirawatnya hingga mati setelah dia berdebat dengan ibu korban.
Bulan lalu, melalui Menteri Penerangan Keheliya Rambukwella, diumumkan, Sri Lanka melarang perempuan berusia di bawah 25 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi. Kebijaksanaan ini, ujar Menteri, sebagai langkah awal pelarangan mencari pekerjaan di seluruh dunia dengan gaji rendah.
AL JAZEERA | ARAB NEWS | CHOIRUL
Berita terpopuler lainnya:
Demokrat dan PKS Dianggap Juara Korupsi
Aturan Baru SIM Tak Jadi Berlaku Maret Ini
Produk Nestle Terancam Ditarik di Indonesia
Di Museum Ini Pengunjung Boleh Tak Berbusana
Sekali Lagi, Ini Pembelaan Anas Soal Harrier