TEMPO.CO, SAN FRANSISCO — Sejumlah kasus peretasan yang menimpa perusahaan-perusahaan Amerika Serikat diduga dilakukan oleh sebuah unit militer elit Cina. Tudingan ini dilontarkan Mandiant, perusahaan pengamanan komputer Amerika Serikat, Senin waktu setempat.
Perusahaan ini disewa oleh harian The New York Times untuk menyelidiki kasus peretasan yang menimpanya beberapa waktu lalu. “Berdasarkan hasil penelitian kami, Unit 61398, sebuah kelompok elit dalam militer Cina, mencuri ratusan terabita data dari 141 perusahaan Barat selama tujuh tahun terakhir,” ungkap perusahaan tersebut dalam laman resminya.
Mandiant berhasil melacak keberadaan Unit 61398 melalui dunia maya. Perusahaan itu melakukan registrasi data dan melakukan sesi tanya jawab dengan seorang profesor Cina. Hasilnya merujuk pada sejumlah alamat protokol internet yang merujuk pada unit militer khusus tersebut.
Perusahaan menuturkan Unit 61398 menempati lokasi di distrik Pudong di kota Shanghai. “Kami menduga unit ini dilengkapi oleh ribuan karyawan yang fasih berbahasa Inggris dan mahir dalam memprogram sistem dan jaringan komputer serta dunia maya,” tulis Mandiant yang berbasis di Kota San Fransisco, Amerika Serikat itu.
Gedung berlantai 12 tempat unit ini melancarkan operasi, ujar Mandiant, terletak di kawasan pemukiman biasa. Dikeliling pagar tembok yang dilengkapi foto propaganda militer, lokasi ini memiliki tanda kawasan khusus militer. “Ancaman peretasan sudah terbukti berasal dari Cina. Kami akan melakukan tugas dengan menyiapkan pakar untuk mengatasi masalah ini secara efektif.”
Sebagian besar korban merupakan perusahaan Amerika Serikat disusul Kanada dan Inggris. Informasi yang dicuri tersebar dari data mengenai merger dan akuisisi hingga email milik para pegawai senior perusahaan.
Tuduhan itu langsung dibantah Kementerian Luar Negeri Cina. “Kejahatan peretasan adalah tindakan transnasional dan anonim. Menentukan pelaku sangat sulit. Jadi kami sulit menilai bukti-bukti ini kredibel,” tutur Hong Lei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina dalam konferensi pers di Beijing, kemarin.
Ia belik menuding peretasan itu tetap didalangi oleh Amerika Serikat. Menurut Hong Lei, hasil penyelidikan Cina menunjukkan banyak komputer di negeri Tirai Bambu dipandu oleh alamat protokol asing. Sebagian besar alamat itu menurut Hong Lei, berasal dari Negeri Abang Sam.
Kasus peretasan ini mulai terbongkar sejak harian The New York Times membongkar masalah ini bulan lalu. Setelah laporan tersebut, sejumlah media lain dan lembaga-lembaga negara Amerika Serikat.
L REUTERS | BBC | WALL STREET JOURNAL | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca juga
Bayi Meninggal Setelah Ditolak 10 Rumah Sakit
Jokowi Diminta Evaluasi Rumah Sakit Penolak Dera
Jokowi Rekayasa Cuaca, Daerah Lain Juga Minta