TEMPO.CO, Islamabad - Pasukan keamanan Pakistan, Selasa, 19 Februari 2013, membunuh empat pria dan menahan tujuh orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan kaum Syiah. Mereka juga didakwa sebagai otak di belakang peledakan bom, Sabtu, yang menewaskan 89 orang.
Pakistan melancarkan operasi keamanan di pinggiran Kota Quetta, tempat ribuan anggota etnis minoritas Hazara membutuhkan perlindungan keamanan dan menolak pemakaman korban ledakan bom, Sabtu pekan lalu, di komunitas mereka.
Sekretaris Wilayah Provinsi Baluchistan, Akbar Hussain Durrani, dan Kolonel Maqbool Ahmed dari Korps Paramiliter Gugus Depan, mengatakan, pembunuhan dan penahanan dilakukan dalam masa operasi pemulihan keamanan.
"Yang kita bunuh adalah target utama. Mereka terlibat dalam pembunuhan kaum Syiah dan pejabat senior kepolisian," kata Durrani.
Salah satu otak peledakan bom di pinggiran Quetta, Kota Hazara, Sabtu, Durrani menambahkan, yang menewaskan 89 orang dan melukai lebih-kurang 200 lainnya, di antara yang ditahan.
Pejabat intelijen dan paramiliter dalam operasi pemulihan keamanan itu juga menyita material bom, senjata, rompi bom bunuh diri, dan amunisi. Penahanan berlangsung beberapa jam sebelum sejumlah menteri Pakistan tiba di Quetta.
Ribuan perempuan, pria, dan anak-anak tampak memblokade sebuah jalan di Quetta. Mereka menolak mengakhiri aksi duduk hingga otoritas Pakistan menindak tegas ekstremis serangan Sabtu. Protes serupa terjadi setelah 92 orang tewas akibat serangan bom bunuh diri di Snooker Hall Hazara di Quetta, 10 Januari 2013. Kelompok militan Lashkar-e-Jhangvi mengaku bertanggung jawab atas kedua ledakan di Quetta, kota kecil tempat agen intelijen dan militer bermarkas.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita populer:
PKS Keberatan Anak Hilmi Dicekal
Jaringan Pemalsu Dokumen Kredit Bank Dibongkar
Petinggi PKS Klaim Putra Hilmi Sering Ke Turki
SBY Dipastikan Setuju Aceng Dicopot
Demokrat Segera Pecat Angelina dari DPR
Suswono Akui Bertemu Luthfi di Medan, Ini Kata KPK