TEMPO.CO, Bamako - Salah satu kelompok pemberontak Mali, Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad, di Afrika Barat mulai melancarkan serangan gerilya ke Kota Gao, Mali Utara, Ahad, 10 Februari 2013. Pemberontak juga mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri, sehari sebelumnya, Sabtu, 9 Februari 2013.
Menurut sejumlah jenderal Prancis, para pemberontak ini menggunakan perahu kano untuk melintasi Sungai Niger. Selanjutnya, mereka melancarkan serangan mengejutkan ke markas Angkatan Bersenjata Mali di kota sebelah utara.
Baca Juga:
Koresponden BBC di Gao, Tomas Fessy, melaporkan, bentrokan antara pasukan keamanan dan pemberontak semula terjadi di dekat kantor pusat kepolisian Mali. Selanjutnya pertempuran merebak ke mana-mana. Pertempuran itu berlangsung sehari setelah seorang pria meledakkan dirinya dengan bom tak jauh dari pos penjagaan pintu masuk kota. Gao telah direbut kembali dari tangan pemberontak oleh pasukan Prancis dan Mali dua pekan lalu.
Dalam melakukan aksinya ke Gao, Ahad, 10 Februari 2013, para pejuang mempersenjatai diri dengan senapan serbu AK-47 otomatis. Seperti kata para jenderal Prancis, mereka melakukan gempuran mengejutkan ke pos militer di kota besar di Mali Utara. Serangan ini dilakukan setelah pasukan Prancis dan Mali selama dua pekan mengirim serdadunya ke Gao untuk menumpas pemberontak.
Menurut jenderal Pancis, Bernard Barera, seperti dikutip pejabat Mali, untuk memasuki Kota Gao, para penyerang menggunakan kano untuk melintasi Sungai Niger. Pertempuran antara pemberontak dan pasukan keamanan Mali berlangsung pada pukul 2.00 siang waktu setempat hingga malam hari di kota perdagangan Gao.
Pada peristiwa sehari sebelumnya, Sabtu, 9 Februari 2013, sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di pos penjagaan di pintu masuk Gao menewaskan pelaku dan melukai seorang anggota militer Mali. Bom bunuh diri lainnya dilakukan oleh seorang pengendara motor. Dia meledakkan dirinya, Jumat, 8 Februari 2013, menyebabkan dirinya tewas dan seorang lainnya luka ringan.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada kantor berita AFP, Ahad, 10 Februari 2013, Abou Walid Sahraoui, selaku juru biara MUJAO, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri, Jumat.
"Hari ini, hamba Allah telah sukses menjalankan misinya menyerang tentara Mali, yang menjadi musuh Islam di Gao. MUJAO juga berhasil memaksa tentara Mali melarikan diri akibat bom bunuh diri Sabtu."
Dia menambahkan, "Pertempuran akan terus berlangsung hingga meraih kemenangan, alhamdulillah ya Allah atas perlingungan-Mu. Para Mujadi akan tetap berada di Gao selamanya." Sahraoui katakan, "Serangan ini akan lakukan terus menerus ke pasukan Prancis dan sekutunya."
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL