TEMPO.CO, Tunis - Tokoh oposisi top Tunisia, Shokri Belaid, tewas ditembak saat pemimpin partai beraliran kiri dari partai Patriot Demokratik ini meninggalkan rumahnya.
Kabar kematian Belaid dibenarkan saudara laki-lakinya. Menurutnya, dia tewas ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit di pinggiran Tunisia, Selasa, 5 Februari 2013, karena menderita luka serius.
"Saudara saya dibunuh. Saya putus asa dan depresi," kata Abdelmajid Belaid. Istri Belaid menambahkan, "Dia tewas akibat dihantam dua peluru," katanya kepada Radio Mosaique.
Koresponden Al Jazeera, Youssef Gaigi, melaporkan drai Tunis, kasus pembunuhan politisi ini sangat mengagetkan banyak orang di Tunisia. "Sangat jelas bahwa sasaran pembunuhan ini adalah tokoh politik. Ini pertama kalinya terjadi di Tunisia," kata Gaigi.
Ziad Lakhader, pemimpin Front Popular, organisasi payung Patriot Demokratik, mengatakan, "Belaid tewas oleh peluru yang bersarang di kepala dan lehernya. Dokter mengatakan kepada kami, dia tewas. Ini hari menyedihkan bagi Tunisia."
Belaid dikenal sebagai pengritik tajam para pemimpin Tunisia, khsusnya partai Islam Ennahda yang mendominasi pemerintahan. Dia menuduh pemerintah tidak cukup melakukan penghentian kekerasan oleh kelompok ultrakonservatif yang menganggap kuburan, pameran seni, dan hal-hal lain keluar dari ajaran Islam.
Juru bicara pemerintah, Samir Dilou, menyebut bahwa pembunuhan itu sebagai sebuah kejahatan menjijikkan. Presiden Tunisia, Moncef Marzouki, mengatakan, dia akan melawan siapa saja yang menentang transisi politik di negaranya setelah kematian Belaid.
Marzouki, yang mempercepat kunjungannya ke Prancis, Rabu, 6 Februari 2013, mengatakan hal tersebut kepada peserta petemuan Parlemen Eropa yang berlangsung di Strasbourg mendapatkan keplok hadirin. "Kami akan melanjutkan perlawanan terhadap musuh-musuh revolusi."
Presiden juga membatalkan kunjungannya ke Mesir yang dijadwalkan pada Kamis, 7 Februari 2013, usai kasus pembunuhan yagn menimbulkan protes sekitar 1.000 orang di jalan-jalan di luar kantor Kementeian Dalam Negeri.
Teriakan jatuhkan Ennahda -penguasa pemerintahan- bertalu-talu disampaikan oleh para pengunjuk rasa, "Shame Sokri tewas." "Dimana Pemerintah?", dan "Pemerintah harus jatuh."
Omar bin Ali, anggota Uni Perdagangan Tunisia, yang turut serta dalam aksi unjuk rasa,mengatakan, "Islam harus bertanggung jawab atas kematian Belaid. "Ini adalah buah dari apa yang mereka sampaikan di masjid-masjid," kata Bin Ali kepada koresponden Al Jazeera, Ahmed Khalil Jabani, di luar kantor Kementerian.
Ennahda, partai berkuasa di Tunisa, memenangkan 42 persen kursi dalam pemilihan umum pertama usai musim semi Arab pada pemilu Oktober 2011. Kemenangan ini menjadi modal partai membentuk pemerintahankoalisi bersama dua partai sekuler, yakni Kongres untuk Republik pimpinan presiden Marzouki dan Ettakatol.
Prancis mengutuk pembunuhana terhadap Belaid, seraya menguraikan bahwa dia merupakan seorang perjuang hak asasi manusia. "Pembunuhan ini telah merampas pemberani Tunisia untuk menyuarakan kebebasaan berbicara," kata Presiden Francois Hollande beberapa jam setelah Belaid tewas ditembak.
AL JAZEERA | CHOIRUL