TEMPO.CO, Teheran - Iran dan kekuatan dunia lainnya mengumumkan pembicaraan baru mengenai program nuklir Teheran pada 26 Februari. Rencana ini sedikit "terganggu" ketika seorang pejabat Iran mengatakan tujuan Barat dalam pembicaraan itu adalah untuk meruntuhkan republik Islam yang mereka dirikan.
Pertemuan menurut rencana akan diadakan di Kazakhstan, kata pejabat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada kantor berita IRNA. Juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton juga mengatakan hal yang sama. Ia berharap untuk membuat kemajuan dalam menenangkan kekhawatiran tentang persiapan pembuatan senjata nuklir oleh negara di Semenjung Persia ini.
Iran akan diwakili oleh negosiatornya, Ali Bagheri dan Uni Eropa diwakili Helga Schmid. Namun, ada tanda-tanda dari Iran, yang akan menggelar pemilihan presiden pada bulan Juni, bahwa rencana dialog itu disambut dengan spektis.
Negara-negara Barat mengatakan Iran tengah merancang pembuatan senjata nuklir, sementara Teheran berkeras bahwa pihaknya mengembangkan nuklir hanya sebagai pembangkit listrik. Amerika Serikat dan sekutunya, yang telah memberlakukan sanksi ekonomi, mendukung dialog itu.
Ashton, disampaikan oleh juru bicaranya, berharap perundingan berjalan lancar. "Dia berharap bahwa perundingan akan produktif dan bahwa kemajuan nyata dapat dibuat menuju solusi memenuhi keprihatinan masyarakat internasional mengenai program nuklir Iran," katanya.
CNN | TRIP B