TEMPO.CO, Bamako - Jet tempur Prancis melancarkan serangan udara ke Mali Utara sekaligus untuk mengamankan wilayah Kidal, kota yang pernah dikuasai pemberontak.
Untuk menggempur pemberontak, Prancis mengerahkan 30 jet tempur guna membombardir tempat latihan militan Islam dan pusat komunikasi mereka di sekitar Tessalit, sebuah kawasan di pegunungan dekat perbatasan Aljazir.
Baca Juga:
Presiden Prancis, Francois Hollande, berjanji akan memberikan bantuan kepada Mali untuk membangun kembali negeri yang porak-poranda setelah wilayah utara bebas dari para pemberontak.
Kendati Prancis telah berhasil membersihkan kaum pemberontak di wilayah utara dibantu pasukan Mali dan negara-negara Afrika lainnya, tapi ketakutan masih menjangkiti warga setempat sebab ada kekhawatiran pemberontak melakukan konsolidasi di kawasan pegunungan dekat Kidal.
Ketakutan itu didukung dengan kasus penyanderaan terhadap warga Prancis oleh kelompok militan di kawasan tersebut. Meskin pasukan Prancis menguasai bandara Kidal, Rabu, pekan lalu, namun pemberontak dari Tuareg yang ingin berkuasa di Mali Utara (MNLA) masih menguasai kota tersebut.
Presiden sementara Mali, Dioncounda Traore, mengatakan dia bersedia mengadakan pembicaraan dengan MNLA demi menjaga keamanan Kidal. Menurut koresponden BBC, Thomas Fessy, dari ibu kota Bamako, tawaran Traore merupakan cara-cara diplomasi daripada dengan perang.
BBC | CHOIRUL