TEMPO.CO, Phnom Penh — Sekitar 1 juta warga Kamboja berduyun-duyun menghadiri proses pemakaman Raja Norodom Sihanouk Jumat, 1 Februari 2013. Peti mati berlapis emas yang membawa jasad raja yang wafat pada Oktober 2012 diarak di jalanan ibu kota Phnom Penh dari Istana Kerajaan.
Jasad pria yang mengembuskan nafas terakhir dalam usia 89 tahun itu kemudian akan disemayamkan di krematorium diiringi sejumlah pejabat berpakaian putih-putih pertanda berkabung. Pembakaran jenazah akan digelar Senin pekan depan oleh istri dan anak beliau, Raja Norodom Sihamoni.
Seremoni pemakaman yang dilaksanakan hari ini akan mencakup banyak hal seperti tembakan salvo sebanyak 101 kali sebagai bentuk penghormatan terakhir dan prosesi peti jenazah agar rakyat dapat memberikan ucapan selamat jalan bagi raja yang diangkat dalam usia 18 tahun oleh penjajah Prancis.
“Saya sangat sedih,” kata Buth Nakry, perempuan 63 tahun, yang berdoa di depan Istana Kerajaan. “Ini adalah kehilangan besar bagi bangsa. Beliau membawa kedamaian bagi Kamboja."
Raja Sihanouk mangkat di Beijing akibat serangan jantung dan sejumlah komplikasi penyakit lainnya. Ia merupakan figur penting bagi Kamboja meskipun dia telah melepas tahta pada 2004 silam. Raja Sihanouk membawa Kamboja berjuang melepaskan diri dari penjajahan Prancis pada 1953.
Ia sempat bergabung dengan Khmer Merah meski kemudian ia menjadi tahanan rumah selama rezim itu berkuasa dan membunuh sedikitnya dua juta rakyat Kamboja, termasuk lima dari 14 anaknya. Sihanouk kemudian diasingkan ke Cina hingga stabilitas Kamboja berlangsung pada awal 1990-an.
BBC | CHANNEL NEWS ASIA | SITA PLANASARI AQUADINI
Terpopuler:
Gempuran Israel ke Suriah Jadi Perhatian Rusia
Gadis 15 Tahun di Pelantikan Obama Ditembak
PBB: Israel Melakukan Kejahatan Perang
Israel Gempur Suriah, 2 Tewas
Al Azhar Pertemukan Kelompok Berseteru di Mesir
Militer Cina Dituding Meretas New York Times