TEMPO.CO, Kairo - Panglima Angkatan Bersenjata Mesir mengingatkan krisis terbaru negeri itu bisa berakibat buruk, yaitu runtuhnya negeri itu. Jenderal Abdul Fattah al-Sisi, dalam komentar yang diposting di halaman Facebook militer Mesir, mengatakan keruntuhan itu bisa "mengancam generasi yang akan datang".
Ia membuat pernyataannya menyusul pengerahan militer besar-besaran di tiga kota di sepanjang Terusan Suez di mana keadaan darurat diberlakukan. Lebih dari 50 orang tewas dalam aksi protes dan kekerasan dalam beberapa hari ini. Dia menyatakan hal itu di depan calon tentara, yang kemudian diposting di halaman resmi Facebook militer.
Semalam, ribuan orang di Port Said, Ismailia, dan Suez - di mana kerusuhan terburuk terjadi - mengabaikan jam malam dan tetap turun ke jalan.
Pernyataan Sisi tampaknya menjadi ancaman terselubung untuk pengunjuk rasa dan pasukan oposisi. "Konflik berkepanjangan antara kekuatan politik dan lawan mereka mengenai pengelolaan negara bisa menyebabkan runtuhnya negara dan mengancam generasi mendatang," kata Sisi, yang juga menteri pertahanan Mesir.
Ia juga menjelaskan maksud pengiriman pasukan di sepanjang Terusan Suez. Langkah ini bukan untuk menghadang demonstran, melainkan untuk melindungi jalur pelayaran utama, salah satu sumber utama devisa Mesir.
Sisi diangkat oleh Presiden Mohammed Morsi setelah angkatan bersenjata menyerahkan kekuasaan kepadanya setelah pemilihan pada bulan Juni. Dia menggantikan Marsekal Hussein Tantawi, mantan menteri pertahanan di era Presiden Hosni Mubarak.
Ribuan massa terus melakukan aksi demonstrasi di tiga kota. Inilah yang membuat Presiden Morsi mengumumkan jam malam pada hari Minggu malam untuk menghindari kekerasan.
BBC | TRIP B