TEMPO.CO, Brisbane - Setelah Jakarta dan sekitarnya direndam banjir, kini giliran negara bagian Queensland, Australia, direndam air akibat hujan deras mengguyur selama sepekan. Selain menyebabkan ratusan rumah terendam banjir, menurut polisi, air bah ini menewaskan tiga orang.
Sejumlah pusat bisnis dan rumah tinggal di Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland, Senin, 28 Januari 2013, tak luput dari rendaman air. Sedangkan sekitar 1.200 properti di Kota Bundaberg, 350 kilometer arah utara Brisbane, juga kebanjiran.
Perdana Menteri Australia Julia Gillard menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban akibat banjir. Pernyataan turut berduka itu disampaikan Gillard di Gipsland, Victoria, tempat kebakaran hutan yang belum lama ini terjadi.
Dia mengatakan, saat ini, Queensland dihadapkan pada masalah yang sulit dan seluruh negeri ditantang oleh alam. "Tetapi, kita adalah (bangsa) kuat dan pintar, serta kita akan menemukan jalan keluar sebagaimana yang pernah kita lakukan," kata Gillard.
Wali Kota Bundaberg, Mal Foreman, menjelaskan, banjir ini merupakan yang terburuk sejak akhir 2010 dan awal 2011. Pada masa itu, 35 orang di seluruh Queensland tewas.
Australian Associated Press dalam laporannya menyebutkan, petugas mengerahkan sejumlah helikopter guna menyelamatkan 18 warga yang terkepung air di kediaman mereka di Bundaberg.
Polisi Queensland membenarkan kejadian ini. "Banjir ini mengakibatkan tiga orang tewas," ujar polisi. Selain Brisbane dan Bundaberg, kota-kota lain yang direndam air adalah Gladstone, Gympie, dan Ipswich.
Sekitar 250 ribu rumah di luar Queesland saat ini tanpa aliran listrik, sedangkan panggilan telepon darurat 000 di beberapa kawasan tidak berfungsi, termasuk telepon seluler.
Hujan deras yang disebabkan oleh sisa-sisa badai siklon tropis menghantam negara bagian Australia pekan lalu, juga membawa cuaca ekstrem termasuk badai tornado.
Campbell Newman, tokoh di Queesland, mengatakan, (pemerintah) perlu menyatakan keadaan darurat di Bundaberg mengingat begitu banyak masyarakat yang terkena dampak dari luapan air sungai.
Sekitar 50 ribu orang perlu tempat tinggal segera. "Otoritas sepertinya tidak siap menghadapi bencana ini, termasuk mengatasi tumpukan sampah akibat banjir," kata Newman. Lebih dari 2.000 rumah terendam banjir dan ribuan warga menderita. Newman mengatakan, "Mereka terjebak di dalam rumah."
Pihak rumah sakit menjelaskan, lebih dari 60 orang dilarikan ke rumah sakit lokal setelah mereka diselamatkan dari atap rumah masing-masing. "Kami belum pernah menyaksikan banjir sedahsyat ini," kata Newman.
Pemerintah mengerahkan 14 helikopter, termasuk dua helikopter militer jenis Black Hawk, untuk misi penyelamatan hingga tengah malam. Otoritas dibantu tim penyelamat mengevakuasi ribuan orang dari rumah mereka ke luar Queensland.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL