TEMPO.CO, Santa Maria - Otoritas Brasil melakukan investigasi guna mengungkap penyebab kebakaran klub malam Kiss di Kota Santa Maria, Ahad malam waktu setempat, 27 Januari 2013. Amukan api ini menewaskan sedikitnya 230 orang dan melukai 200 lainnya setelah adegan bakar petasan tidak berjalan dengan baik.
Mayor Polisi Barida Bastianello mengatakan, petugas menghitung 232 mayat yang dikumpulkan di sebuah tempat senam untuk diidentifikasi, menyusul kepulan asap kebakaran pada Ahad dinihari.
Bastianello jelaskan, sebelumnya, jumlah korban tewas di klub malam Kiss diyakini mencapai 245 orang. "Proses identifikasi mayat masih berlangsung. Hasil lengkapnya akan diketahui Senin, 28 Januari 2013," lapor koresponden Al Jazeera, Teresa Bo, dari Santa Maria.
Klub malam, yang berdiri tak jauh dari kampus perguruan tinggi, saat musibah terjadi tengah dipenuhi kaum remaja dan masyarakat berusia sekitar 20-an. Kehadiran mereka di klub itu untuk menghadiri konser dan pesta universitas. "Masyarakat di sini, di kota kecil ini, masih dalam keadaan syok. Mereka membutuhkan penjelasan," kata Bo.
Investigasi awal, lapor Bo, diarahkan pada pintu keluar tunggal untuk jalan keluar di dalam klub yang sedang dipadati pengunjung. Diduga ini menjadi salah satu penyebab ketika pengunjung mengalami kepanikan saat api mengamuk di klub malam itu. Otoritas menjelaskan, banyak di antara korban tewas berusia sekitar 16 hingga 20 tahun. "Mereka diizinkan masuk klub meskipun berusia di bawah umur," ujar Bo.
Musibah kebakaran yang menewaskan lebih dari 200 orang ini menyebabkan Presiden Brasil Dilma Roussef membatalkan serangkaian pertemuan, termasuk jadwal menghadiri pertemuan dengan para pemimpin Amerika dan Eropa di ibu kota Cile, Santiago. Menurut Menteri Luar Negeri Brasil, Roussef lebih mengutamakan menuju Santa Barbara.
"Ini sebuah tragedi bagi kita semua. Saya tidak akan melanjutkan pertemuan (di Cile) untuk alasan yang sangat jelas," kata Roussef sebelum tiba di Santa Barbara, tempat dia bertemu dengan keluarga korban.
Santa Barbara terletak di dekat perbatasan Argentina dan Uruguay, atau sekitar 300 kilometer sebelah barat ibu kota negara bagian Porto Alegre.
Luiza Sousa, pejabat polisi sipil di Santa Barbara, mengatakan kepada kantor berita Reuters, asap mulai mengepul ketika seorang anggota band atau tim produksi menyalakan api suar, selanjutnya disusul kobaran api ke langit-langit. "Dalam hitungan detik, api menyambar ke mana-mana," kata Soussa.
Sandro Meinez, seorang inspektur polisi, berbicara kepada kantor berita Agencia Estado, ini bisa disebut tragedi pembunuhan yang dapat didakwakan kepada pemain band. "Sedikitnya satu orang anggota atau tim mereka tewas dalam tragedi ini," kata Meinez.
Dalam siarannya, televisi menampilkan gambar asap hitam mengepul keluar dari klub malam Kiss. Tampak pula seorang pria muda bertelanjang dada, yang tergabung ke dalam pesta universitas, bersama pasukan pemadam kebakaran menggunakan kapak dan palu guna memecahkan kaca jendela serta tembok luar klub untuk membebaskan korban yang terperangkap.
Mayat korban tewas dan cedera digeletakkan di jalanan diiringi teriakan histeris dan panik melengking memanggil petugas medis untuk meminta pertolongan.
Guido Pedroso Melo, komandan departemen pemadam kebakaran kota, mengatakan kepada koran O Globo, seluruh petugas pemadam kebakaran mengalami kesulitan saat memasuki klub sebab ada penghalang kuat di pintu masuk.
"Saya tak bisa berkata apa-apa. Kami tak pernah mengharapkan peristiwa ini terjadi," kata Lieseani Dutra Lopez kepada Al Jazeera. Sepupunya berusia 24 tahun, Ricardo, tewas dalam insiden kebakaran ini.
AL JAZEERA | CHOIRUL