Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obama-Hillary Saling Memuji  

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Barack Obama (kiri) dan Hillary Clinton. AFP/Mandel NGAN
Barack Obama (kiri) dan Hillary Clinton. AFP/Mandel NGAN
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memuji Hillary Rodham Clinton saat keduanya tampil sebagai bintang tamu acara wawancara "60 Minutes" di sebuah stasiun televisi di AS. Obama, yang menyarankan wawancara bersama, memuji saingannya untuk nominasi presiden Partai Demokrat tahun 2008 itu sebagai "seorang teman yang memiliki bakat yang luar biasa". Dia memuji kedisiplin, stamina, perhatian, dan kapasitas Hillary untuk pekerjaan yang diembannya.

Dalam wawancara itu, Obama menggambarkan mengapa ia berkeras menunjuk Hillary menjadi menteri luar negerinya. "Dia sudah menjadi tokoh dunia," kata Obama. "Sehingga untuk berbicara di panggung internasional, saya pikir, akan menjadi sangat penting."

Hillary semula menolak tawaran Obama. Namun, melihat kesungguhan pria kelahiran Hawaii ini, ia setuju.

"Ada transisi dan transformasi yang terjadi di seluruh dunia. Kita tidak akan bisa mengontrol setiap aspek dari setiap transisi dan transformasi," kata Obama, mengatakan pekerjaan Hillary adalah untuk melindungi Amerika Serikat dan kepentingannya.

Dalam wawancara itu dia memuji kinerja Departemen Luar Negeri yang membantunya memilah apa yang Amerika Serikat bisa--dan tidak bisa--lakukan terkait dengan perannya di dunia internasional. "Ini telah menjadi kolaborasi yang besar selama empat tahun terakhir. Saya akan merindukannya dan berharap dia terus mengikuti," ujarnya.

Selama wawancara bersama yang ditayangkan hari Ahad, Obama dan Hillary menggambarkan kemitraan mereka dalam suasana penuh tawa. Istri Bill Clinton ini akan segera meninggalkan kabinet Obama, digantikan John Kerry.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hillary mengatakan, awalnya ia menolak tawaran Obama untuk duduk dalam kabinetnya. Namun, Obama terus mendorong, Clinton mengatakan.

"Satu hal yang dia tidak menyebutkan secara langsung, tapi pada dasarnya dia mengatakan: 'Anda tahu, kita mengalami krisis ekonomi utama yang dapat mendorong kita ke dalam depresi dan saya tidak akan bisa melakukan banyak hal untuk mengatasinya. Sementara harapan internasional sangat besar agar AS berperan di seluruh dunia. Jadi Anda akan harus keluar dan mewakili kita sementara aku berurusan dengan bencana ekonomi yang saya warisi'," tuturnya. Ia menyatakan Obama sangat peduli tentang apa yang akan terjadi pada masa depan AS.

Keduanya mengakui perbedaan pendapat kerap terjadi, namun mereka mengatakan memiliki tujuan yang sama. "Apakah akan ada perbedaan? Ya! Apakah perbedaan itu dalam? Tentu saja!" kata Hillary. "Anda berkemauan keras, pemikir. Presiden memberikan kami dasar penilaian, nasihat, dan membawa kami bersamanya untuk mengeksekusi."

Obama dan Hillary tertawa ketika ditanyai tentang masa depan politik mereka. "Saya baru dilantik empat hari lalu dan Anda mengajak berbicara tentang pemilu empat tahun mendatang?" ujarnya, diiringi derai tawa Hillary. Simak berita dari Amerika Serikat di sini.

AP | TRIP B

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran