TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memuji Hillary Rodham Clinton sebagai salah satu penasihat terdekat dan mengatakan visi mereka sama untuk peran AS di dunia internasional. Ia menyatakan Hillary mampu mewakili dirinya di luar negeri sementara dia berkonsentrasi memperbaiki perekonomian di dalam negeri.
Keduanya tampil sebagai bintang tamu acara wawancara "60 Minutes" di sebuah stasiun televisi di AS. Selama wawancara bersama yang ditayangkan hari Ahad, Obama dan Hillary menggambarkan kemitraan mereka dalam suasana penuh tawa. Istri Bill Clinton ini akan segera meninggalkan kabinet Obama, digantikan John Kerry.
"Presiden dan saya sangat peduli tentang apa yang akan terjadi untuk negara kita di masa depan," kata Hillary. "Dan saya tidak berpikir, Anda tahu, baik dia atau saya dapat membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi besok atau tahun depan."
Hillary mengatakan, awalnya ia menolak tawaran Obama untuk duduk dalam kabinetnya. Namun, Obama terus mendorongnya.
"Satu hal yang dia tidak menyebutkan secara langsung, tapi pada dasarnya dia mengatakan: 'Anda tahu, kita mengalami krisis ekonomi yang dapat mendorong kita ke dalam depresi dan saya tidak akan bisa melakukan banyak hal untuk mengatasinya sendiri, sementara harapan internasional sangat besar agar AS berperan di seluruh dunia. Jadi Anda harus keluar dan mewakili kita, sementara saya berurusan dengan bencana ekonomi yang saya warisi'," katanya.
Ia pun akhirnya mengangguk. Waktu kemudian membuktikan, Hillary memang mampu. Sebagai imbalannya, publik AS memberi lampu hijau jika dia maju dalam pencalonan presiden 2016.
Tapi, masa jabatannya telah memiliki beberapa noda. Misalnya, Amerika Serikat secara tak langsung campur tangan dalam perang saudara di Suriah, di mana PBB mengatakan lebih dari 60 ribu orang tewas dan lebih dari 2 juta orang telah mengungsi sejak konflik bermula Maret 2011. Yang terakhir adalah serangan di kedutaan AS di Benghazi, Libya, yang menewaskan duta besar bersama tiga anggota staf lainnya.
AP | TRIP B