TEMPO.CO , Madrid -- Tingkat pengangguran Spanyol mencapai level tertinggi sejak 1970. Pada akhir tahun lalu, tercatat hampir 6 juta orang menganggur akibat krisis ekonomi berkepanjangan.
Institute Statistik Nasional Spanyol setempat mencatat tingkat pengangguran Spanyol mencapai 5.970.000 jiwa pada kuartal keempat tahun lalu. Jumlah tersebut 25 persen lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya.
Bahkan, dibanding rata-rata tingkat pengangguran di negara-negara lain di Eropa yang ekonominya tak terlalu baik pun, Spanyol tetap “juara” dengan selisih sekitar 50 persen. Sayangnya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda perbaikan iklim ekonomi. "Kami belum melihat dasar jurang, lapangan kerja akan terus jatuh pada kuartal pertama tahun ini," kata ekonom Citigroup Jose Luis Martinez seperti dikutip Reuters, Kamis 24 Januari 2013.
Spanyol tenggelam dalam resesi sejak 2009 akibat meletusnya “gelembung” bisnis properti. Hal itu otomatis menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi jutaan buruh dengan keterampilan terbatas sehingga bisnis retil ikut terpuruk.
Upaya perbaikan ekonomi yang ditempuh Perdana Menteri Mariano Rajoy's dengan memotong pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak ternyata justru menyebabkan Spanyol jatuh ke jurang krisis yang makin dalam. Sebab, daya beli masyarakat menurun.
Saat Rajoy dilantik sebagai perdana menteri pada akhir 2011, tingkat pengangguran Spanyol masih 5,27 juta jiwa. Tapi, krisis menyebabkan 1.900 orang kehilangan pekerjaan setiap hari sepanjang 2012. Saat ini, 60 persen tenaga kerja berusia di bawah 25 tahun menganggur di Spanyol.
PINGIT ARIA