Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasukan Prancis dan Mali Masuk ke Diabaly

image-gnews
Seorang pria memotret sisa truk tentara islam radikal yang hancur, di Diabaly, Mali, Senin (21/1). AP/Jerome Delay
Seorang pria memotret sisa truk tentara islam radikal yang hancur, di Diabaly, Mali, Senin (21/1). AP/Jerome Delay
Iklan

TEMPO.CO, Bamako - Pasukan Prancis dan Mali berhasil memasuki dua kota penting, Diabaly dan Doutenza. Kedua kota ini sebelumnya dikuasai oleh kelompok garis keras yang berafiliasi ke al-Qaeda selama dua pekan.

Tampak konvoi 30 kendaraan lapis baja membawa sekitar 200 personel militer Prancis dan Mali bergerak masuk ke dalam kota pada Senin, 21Januari 2013, sekitar pukul 09.00 GMT, tanpa perlawanan.

Kota Diabaly, terletak di 350 kilometer utara Ibu Kota Bamako, "Telah menjadi pangkalan utama para pemberontak di selatan untuk menyerang garis depan Kota Mopti dan Sevare hingga pasukan udara Prancis menggempurnya," kata warga setempat. Seorang kolonel di angkatan bersenjata Mali, mengatakan, warga pinggiran Diabaly besimpati dengan kelompok Jihadis sehingga kami harus hati-hati.

Televisi Prancis dalam siarannya dari Diabaly menampilkan gambar sejumlah truk terbuka ditinggalkan oleh para pemberontak di tengah rumah terbuat dari batu bata. Salah seorang warga mengatakan, para pemberontak meninggalkan kota yang ditinggalkan warga karena kekurangan makanan dan kebutuhan lainnya.

"Kami betul-betul perlu mengucapkan banyak terima kasih kepada Prancis yang datang tepat pada waktunya," kata Gaoussou, pemimpin organisasi pemuda lokal. "Tanpa Prancis, tak hanya Diabaly yang lenyap, bahkan seluruh Mali," kata pria berusia 34 tahun ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pejabat Mali lainnya mengatakan, para pejuang mundur dari Doutenza setelah pasukan Pasukan Prancis dan Mali tiba di sana, Senin, pagi waktu setempat, 21 Januari 2013. Dari Paris diperoleh informasi, negeri ini menjelaskan bahwa tujuan ofensif militer yang telah berlangsung 11 hari adalah kemenangan total.

"Tujuan (penyerbuan) adalah menaklukan Mali secara total (dari pemberontak)," ujar Jean-Yves Le Drian, Menteri Pertahanan Prancis, dalam siaran televisi. "Kami tidak akan meninggalkan sedikit pun kantong-kantong pemberontak."

Prancis mulai melakukan penyerangan militer pada 11 Januari 2013, sembari menyatakan, intervensi akan dilakukan selama beberapa pekan. Selanjutnya, negara-negara Afrika harus segera mengambil alih sebelum mereka siap melaksanakannya. Menanggapi serbuan Prancis ke Mali, Inggris, salah satu sekutu terdekat, Senin, mengatakan negaranya tetap akan mempertimbangkan memberikan bantuan, namun tidak akan turut serta berperang di ajang konflik tersebut.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Mirage 2000. AP/Donato Fasano
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.


Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Seorang wanita merawat kambing milik keluarganya, di rumah sederhana mereka di sebelah Masjid Djingareyber, situs Warisan Dunia UNESCO, di Timbuktu, Mali, Selasa (23/7). AP/Rebecca Blackwell
Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.


Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Pasukan khusus militer Perancis yang ikut turun dalam menyelamatkan ratusan warga yang disandera oleh belasan militan, membentangkan garis polisi di depan Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Pembebasan ratusan sandera tersebut dilakukan oleh pasukan Khusus Perancis, pasukan PBB dan dua anggota pasukan khusus Amerika Serikat. REUTERS
Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.


Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Petugas mengevakuasi sejumlah jenazah dalam aksi penyanderaan oleh belasan militan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Aksi penyanderaan tersebut berlangsung selama 9 jam. REUTERS
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.


Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.


Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.


Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Dalam gambar yang diambil darii Mali TV ORTM, petugas keamanan memberikan instruksi kepada rekannya di dalam Radisson Blu Hotel di Bamako, Mali, 20 November 2015. Kelompok bersenjata menyandera seluruh orang dalam hotel itu setelah berteriak
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi


Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Wikimedia.org
Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.


Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Warga berhamburan dari hotel Radisson Blu, tempat penyanderaan oleh kelompok bersenjata, di Bamako, Mali, 20 November 2015. Dikabarkan 10 militan bersenjata menyandera 140 tamu dan 30 staf hotel tersebut. AP/Harouna Traore
Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.


Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Seorang sandera dikawal keluar dari lokasi penyanderaan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Hingga saat ini 80 orang berhasil dibebaskan, dan tiga orang dikabarkan tewas saat militan memasuki hotel itu. REUTERS/REUTERS TV
Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.