TEMPO.CO, New Delhi - Lima orang yang dituduh melakukan pemerkosaan secara brutal atas seorang mahasiswa India di New Delhi mulai diadili. Kejadian yang merengut nyawa korbannya ini memicu kemarahan dan menuai protes massa di seluruh negeri.
Mereka kemunginan akan dihadapkan pada hukuman mati. Pelaku keenam, diyakini berusia 17 tahun, kemungkinan akan menghadapi persidangan terpisah.
Persidangan dilakukan secara tertutup, kecuali untuk awak media massa. Para terdakwa masuk ke ruang persidangan dengan wajah tertutup. Sidang selanjutnya akan diputuskan kemudian. Seorang pengacara mengatakan ia akan meminta Mahkamah Agung untuk memindahkan sidang keluar dari New Delhi untuk memastikan kliennya mendapat pengadilan yang adil.
Polisi mengatakan korban dan teman laki-lakinya sedang dalam perjalanan pulang setelah menonton sebuah film ketika perkosaan terjadi. Para penyerang melumpuhkan teman pria sebelum memperkosa sang wanita di dalam bus yang melaju. Keduanya dibuang di pinggir jalan, dan korban akhirnya meninggal dua minggu kemudian di sebuah rumah sakit di Singapura.
Kasus ini menarik perhatian luas karena kekerasan seksual di India selama ini cenderung disembunyikan. Keluarga korban umumnya ditekan untuk tak mengajukan tuntutan, dan polisi kerap tak menindaklanjuti laporan kasus-kasus perkosaan.
Di New Delhi, catatan polisi menunjukkan peningkatan kasus perkosaan yang dilaporkan pada tahun 2012 menjadi 702 kasus. Hanya satu dari 635 kasus perkosaan diajukan di kota itu tahun sebelumnya yang berujung ke pengadilan.
Pengadilan 'jalur cepat' adalah langkah penting untuk membersihkan 95.000 kasus perkosaan yang tertunda di India, kata Ranjana Kumari, seorang aktivis perempuan dan direktur dari Pusat Penelitian Sosial, sebuah lembaga think tank yang berbasis di New Delhi.
GUARDIAN | TRIP B