TEMPO.CO, JNew York– Periode kedua kepresidenan Barack Obama resmi dimulai setelah ia dilantik pada Senin, 21 Januari 2013. Hingga kemarin, sebagian dari tim kabinetnya masih harus menunggu persetujuan Senat. Dari 16 orang di kabinet pada periode pertama, separuhnya tak akan dipakai lagi.
Wajah baru yang sudah resmi dinominasikan Obama untuk tim keamanan nasional adalah John Kerry untuk posisi Menteri Luar Negeri, Chuck Hagel (Menteri Pertahanan), dan John Brennan (Direktur Dinas Rahasia CIA). Di luar tim keamanan, yang sudah dinominasikan adalah Jack Lew untuk pos Menteri Keuangan.
Pada periode kedua ini, setidaknya ada tiga isu domestik yang akan menjadi prioritas Obama, yaitu perubahan iklim, pengetatan kontrol pemilikan senjata, dan reformasi imigrasi.
Clark Stevens, juru bicara Gedung Putih, memastikan bahwa soal perubahan iklim dan peningkatan keamanan energi masuk prioritas utama. Dalam soal ini, salah satu tantangan yang akan dihadapi Obama adalah bagaimana menyikapi pembangunan jalur pipa minyak Keystone XL dari Kanada ke Texas. Tahun lalu, Obama memblokade proyek itu karena alasan lingkungan.
Ihwal kebijakan pengetatan pemilikan senjata sudah diumumkan Obama pada Rabu lalu, yang dipastikan bakal tak mudah direalisasi karena ada perlawanan dari Asosiasi Senapan Nasional serta isyarat penolakan dari Senator Republik. Dalam proposalnya, Obama meminta Kongres mengesahkan pemberlakuan larangan senjata tempur yang kedaluwarsa pada 2004, pengecekan menyeluruh latar belakang pembeli senjata, dan adanya undang-undang federal baru soal perdagangan senjata.
Reformasi imigrasi akan menjadi fokus ke depan setelah gagal digolkan pada periode lalu. Usul Gedung Putih soal ini meliputi penguatan pengamanan perbatasan serta adanya pertanggungjawaban dari pengusaha karena memanfaatkan pekerja yang tak memiliki dokumen.
Mengenai agenda keamanan nasional dan luar negeri, menurut profesor sejarah dari Universitas Princeton, Julian Zelizer, bisa dibaca dari nominasi Obama untuk Kerry, Hagel, dan Brennan. Dia menilai arah kebijakan Obama mengikuti visi internasionalisme, yaitu menjadikan perang sebagai pilihan terakhir.
"Ini kabinet yang memberi sinyal kontinuitas ketimbang perubahan dramatis," kata Julian. Mereka yang masih berharap akan melihat perubahan besar dalam agenda keamanan nasional atau kebijakan domestik akan kecewa.
CNN | Huffingtonpost | Talking Points Memo | Abdul Manan