TEMPO.CO, Bamako - Chad turut mengerahkan pasukannya ke Mali, menyusul Prancis dan negara-negara Afrika lainnya, guna menghadapi kelompok-kelompok Islam yang telah menguasai wilayah utara negara.
"Sebanyak 200 serdadu dari 2.000 yang dikerahkan telah meninggalkan N'Djamena (ibu kota Chad) tadi malam menuju negara Afrika Barat," kata pejabat militer senior Chad yang tak bersedia disebutkan namanya, Kamis, 17 Januari 2013, kepada kantor berita AFP. Dia menambahlan, pasukan yang dikerahkan itu beluma lama ini berada di pangkalan militan Niger.
Baca Juga:
Sementara itu, negara-negara Barat telah menyiapkan bantuan logistik untuk pasukan Prancis namun dihentikan sejenak, setelah itu mereka memberikan bantuan militer.
Bantuan tersebut terkait dengan hasil sebuah pertemuan menteri-menteri luar negeri Eropa di Brussel, Kamis, 17 Januari 2013, yakni Uni Eropa menyetujui pengiriman 450 pasukan non-perang ke Mali, separuh dari mereka adalah pelatih.
"Pemerintah Belanda mendukung aksi Prancis di Mali," kata Frans Timmermans, Menteri Luar Negeri Belanda, dalam pertemuan tersebut.
"(Intervensi) itu perlu untuk memastikan bahwa Mali tidak jatuh ke tangan teroris Jihadis. Tahap berikutnya, Uni Eropa akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa misi PBB di Mali bisa sukses," kata Timmermans.
Amerika Serikat mengatakan misi bertempur melawan pejuang yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Mali harus dilakukan dengan sangat serius. Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan, Leon Panetta, kepada media, Rabu, 16 Januari 2013. Panetta tambahkan, Washington mempertimbangkan cara bagaimana memberikan dukungan terbaik terhadap intervensi asing.
AL JAZEERA | CHOIRUL