TEMPO.CO, Brasilia - Brazil mendorong pemerintah Venezuela untuk menyelenggarakan pemilu secepat mungkin apabila memang Presiden Hugo Chavez meninggal dunia, seperti yang diungkapkan pejabat senior Brazil kepada Reuters, Selasa, 15 Januari 2013.
Hal ini merupakan intervensi kekuatan besar di Amerika Latin untuk memastikan transisi kepemimpinan yang terjadi di Venezuela berlangsung lancar. Pejabat senior Brazil menyatakan harapannya secara langsung kepada Wakil Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Chavez telah menunjuk Maduro sebagai suksesor yang direstuinya apabila ia gagal melawan kanker yang dideritanya. "Kami secara terbuka mengatakan, apabila Chavez meninggal, kami berharap untuk diadakan pemilu secepat mungkin," kata salah satu pejabat. "Menurut kami, hal itu sangat penting untuk menjamin terjadinya transisi demokrasi yang damai, yang mana itu merupakan keinginan utama Brazil."
Chavez sedang berada di Kuba untuk menjalani pengobatan kanker dan dia sudah tidak terlihat di depan publik sejak sebulan lalu. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa ia sudah dekat dengan ajalnya.
Konstitusi Venezuela mengatakan pemilu harus diadakan kurang dari 30 hari setelah meninggalnya presiden. Sebelum pergi menuju Kuba, Chavez mendesak rakyat Venezuela untuk mendukung Maduro sementara para oposisi dan lawan politik Chavez mempersiapkan segala kemungkinan untuk menghadapi pemilu.
Mahkamah Agung Venezuela membuat keputusan kontroversial dengan menunda pelantikan Chavez minggu lalu, yang memberikan celah bagi pemerintah yang sedang berkuasa sekarang untuk mempertahankan kekuasaannya.
Pemerintah Venezuela mengatakan bahwa kesehatan Chavez membaik meskipun infeksi paru-paru yang dideritanya masih membutuhkan perawatan khusus. Sikap Brazil terhadap Venezuela sangat penting karena negara tersebut merupakan negara terbesar di Amerika Latin dan merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi serta punya kekuatan diplomasi terbesar di wilayah tersebut.
Presiden Brazil Dilma Rousseff, adalah seorang kiri yang moderat. Partainya sangat mendukung Chavez satu dekade belakangan ini. Namun ia juga dianggap cukup demokratis dan netral untuk membantu Venezuela apabila krisis politik meletus. Brazil juga sudah menyampaikan keinginannya untuk menyegerakan berlangsungnya pemilu melalui utusan kepada pemimpin utama oposisi Venezuela Henrique Capriles.
Dengan dukungan mengenai solusi yang demokratis tersebut, Brazil berharap dapat menghalangi Capriles dan kelompoknya untuk memicu kerusuhan sipil apabila Chavez meninggal. "Kami bekerja keras untuk memastikan perdamaian tetap terjaga." kata pejabat tersebut. Capriles, yang diprediksi akan maju menghadapi Maduro pada pemilu, sejauh ini belum melakukan manuver apapun di tengah ketidakpastian politik ini. Minggu lalu ia mengatakan bahwa pendukung Chavez akan 'unggul' secara politik apabila terjadi kekacauan.
REUTERS | IRCHAM M. AGANOVI