TEMPO.CO, Riyadh - Untuk pertama kalinya, Arab Saudi, yang terkenal dengan minimnya akomodasi hak-hak perempuan, akan menunjuk perempuan untuk menduduki posisi pimpinan di Dewan Syura, sebuah badan tinggi di negara itu.
Raja Abdullah, pemimpin Negeri Minyak itu, memberikan sinyal perubahan dalam dua keputusan kerajaan yang menyatakan Dewan Syura harus memiliki 20 persen keanggotaan perempuan. Artinya, 30 wanita akan duduk di Dewan yang beranggotakan 150 orang itu.
Hanya, para perempuan yang akan duduk di Dewan Syura itu tetap diwajibkan berkomitmen dan disiplin dengan syariat Islam, tak boleh melanggar, dan harus taat dengan agama.
Dewan Syura merupakan lembaga yang bertugas memberikan saran buat pemerintah dalam membentuk undang undang. Dewan akan ditunjuk Raja untuk memberikan ulasan hukum dan menjawab pertanyaan dari para menteri, namun tidak memiliki kekuatan formal.
Sebenarnya, jika sekadar sebagai penasihat, sejak 2006, perempuan sudah diberikan kursi. Namun, untuk level pimpinan Dewan Syura, rencananya baru kali ini.
Dengan aturan ini, tata letak kantor Dewan di Riyadh juga akan diubah. Anggota Dewan laki laki dan perempuan tetap dipisah. Anggota Dewan Syura laki-laki dan perempuan akan memasuki gedung dari pintu berbeda, duduk di kursi berbeda, dan sembahyang di tempat yang terpisah.
Untuk berkomunikasi, di antara mereka akan dipasang layar besar yang memungkinkan untuk berkomunikasi.
Selama ini Raja Abdullah menghadapi kritik dari kaum liberal agar mendorong reformasi sosial. Pada prakteknya, perempuan di Arab sangat dibatasi. Mereka tak diperkenankan menyetir sendiri, tak boleh bekerja, dan dilarang membuka rekening bank tanpa izin dari saudara laki-laki atau walinya. Nilai kesaksian kaum perempuan di depan pengadilan juga kurang dibandingkan kesaksian laki-laki.
NUR ROCHMI | TELEGRAPH