TEMPO.CO, Damaskus - Pemerintah Suriah membebaskan 2.130 tahanan sipil, 76 di antaranya adalah kaum perempuan. Pembebasan ini merupakan hasil kesepakatan tukar-menukar dengan 48 warga Iran yang disekap pemberontak. Demikianlah keterangan Huseyin Oruc, Wakil Presiden Yayasan Kemanusiaan, di Turki, Rabu, 9 Januari 2013.
Iran merupakan pendukung pemerintah Suriah semenjak perang sipil yang telah berlangsung kurang lebih dua tahun. Konflik besenjata itu melibatkan pasukan pemerintah dengan pemberontak yang menjatuhkan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Kantor berita semi resmi Iran, FARS, dalam laporannya, Rabu, mewartakan, warga Iran yang dibebaskan itu merupakan jemaah yang sedang berkunjung ke tempat suci bagi kaum Syiah di Suriah. "Namun mereka ditangkap kaum teroris Suriah pada Agustus 2012 silam."
"Pembebasan ini merupakan kemenangan besar kami," kata Louai al Miqdad, koordinator politik dan media Tentara Pembebasan Suriah (FSA). Dia menambahkan, ini kemenangan besar juga bagi rakyat Suriah.
Oruc dalam keterangannya kepada CNN melalui wawancara telepon, mengatakan, empat warga Turki dan seorang asal Palestina termasuk dalam rombongan yang dibebaskan pemerintah Suriah sebagai bagian dari kesepakatan.
CNN | CHOIRUL