TEMPO.CO, Milan — Silvio Berlusconi, mantan Perdana Menteri Italia, meradang atas keputusan hakim dalam sidang perceraiannya. Pria dengan kekayaan miliaran poundsterling itu langsung mengecam hakim yang membuat keputusan itu.
Kepada stasiun televisi La7, Berlusconi menyebut ketiga hakim perempuan yang menyidangkan perkaranya sebagai feminis dan komunis. “Mereka sengaja memburu saya sejak 1994,” kata pria 76 tahun itu, Selasa, 8 Januari 2013.
Dua hakim senior Milan, Rabu waktu setempat, mengutuk pernyataan mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi yang menghina tiga hakim sidang perceraiannya.
Livia Pomodoro dan Giovanni Canzio menegaskan hakim persidangan perceraian Berlusconi merupakan para profesional yang rajin. “Sebagai perempuan, saya merasa terhina atas pernyataan Berlusconi. Seharusnya para politikus berpikr ulang sebelum melontarkan pernyataan yang dapat menyakiti pihak lain,” kata Podomoro.
Sedangkan Canzio menantang Berlusconi untuk banding jika tak puas dengan putusan hakim.
Dalam sidang 29 Desember 2012 lalu, hakim memutuskan pemilik klub sepak bola AC Milan itu wajib membayar uang santunan bagi bekas istrinya, Veronica Lario, sebesar 72 juta euro atau Rp 907 miliar. Selain itu, pria 72 tahun ini juga wajib memberikan tunjangan per hari sebesar 200 ribu euro atau Rp 2,5 miliar.
Ia pun sesumbar akan banding atas putusan itu.
Lario menceraikan Berlusconi pada 2009 setelah berumah tangga selama 19 tahun dan dikaruniai tiga orang anak. Istri kedua Berlusconi itu beralasan suaminya doyan selingkuh, terutama dengan gadis-gadis muda.
SKY NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI