TEMPO.CO, New York - Pasukan perdamaian PBB meminta Dewan Keamanan mendukung pengerahan jet siluman di Republik Demokratik Kongo. Penggunan jet tanpa awak ini merupakan pertama kali digunakan untuk menyelesaikan konflik militer di negara Afrika.
PBB ingin menggunakan pesawat tanpa awak guna memantau keadaan di perbatasan Kongo, tempat Rwanda memberikan bantuan terhadap pemberontak untuk melawan pemerintah. Namun tuduhan itu ditolak Rwanda.
Baca Juga:
Herve Ladsous, komandan pasukan perdamaian PBB, mengatakan, dia meminta Dewan Keamanan memberikan dukungan untuk memperkuat operasi pasukannya di Kongo. "(Kami) meminta tambahan helikopter untuk misi operasi malam, serta perlengkapan perang udara lainnya termasuk jet siluman," ujarnya kepada kantor berita AFP.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, diharapkan mendukung permintaan jet siluman ini. Dukungan itu akan disampaikan dalam laporan penguatan misi PBB di Kongo.
Jumlah pasukan perdamaian PBB di Kongo, saat ini, mencapai 17.000 pasukan. Tetapi jumlah pasukan tersebut dirasa masih terlalu sedikit mengingat wilayah negara yang begitu luas. Negara-negara Barat mendukung rencana lembaga dunia ini, "PBB membutuhkan perlengkapan moderen, termasuk jet siluman guna memperoleh informasi lebih baik dan cepat," kata duta besar Prancis untuk PBB melalui ocehannya di Twitter.
AL JAZEERA | CHOIRUL