TEMPO.CO, New York - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menuding Presiden Suriah Bashar al-Assad tak serius mengakhiri penderitaan rakyatnya akibat konflik yang telah berlangsung selama 22 bulan. Hal itu dikatakan Ban, Senin, 7 Januari 2013.
Ban sengaja memberikan komentarnya atas pidato Assad, sehari sebelumnya. Dalam pidatonya, Assad menyerukan kepada semua pihak, termasuk kelompok oposisi, untuk berdialog demi mengakhiri perang.
Assad menyebut kelompok oposisi sebagai "kaum teroris". Pidato Assad mendapatkan kecaman luas dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, yang menganggap pidato Assad sebagai sesuatu "yang jauh dari kenyataan".
"Sekretaris Jenderal kecewa dengan pidato Presiden Bashar al-Assad, 6 Januari 2013, karena tidak memberikan solusi guna mengakhiri penderitaan rakyat Suriah," kata Martin Nesirky, juru bicara PBB.
"Pidato Bassar ditolak oleh hampir semua pihak berkepentingan yang tergabung ke dalam Komunike Jenewa 30 Juni 2012. Nama ini merupakan kelompok transisi politik dan lembaga transisi pemerintah yang memiliki kekuatan penuh, termasuk sebagai perwakilan rakyat Suriah," kata Nesirky kepada wartawan. "Ban menyikapi ulang pandangan soal solusi militer guna mengakhiri konflik di Suriah."
Ban bersama utusan khusus PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, Nasirky menjelaskan, sedang mencari cara melakukan transisi politik di Suriah, termasuk membentuk pemerintahan transisi serta mengadakan pemilihan umum yang bebas dan terbuka di bawah pengawasan PBB.
AL ARABIYA | CHOIRUL