TEMPO.CO, Bamako - Militer Mali menembaki dan berhasil mengusir para pejuang Islam di pusat kota. Semula, sumber-sumber militer menjelaskan, adu tembak berlangsung dari kedua belah pihak. Namun pasukan pemerintah berhasil menguasai keadaan.
Pemberontak Islam dilaporkan mencoba meningkatkan serangan guna memasuki kawasan selatan yang dikuasai oleh pemerintah. Belum begitu jelas apakah dalam pertempuran tersebut menimbulkan korban jiwa atau tidak.
Baca Juga:
Sumber militer mengatakan, dalam gempuran melawan pejuang Islam di Desa Gnimignama, 30 kilometer dari posisi tentara, pasukan pemerintah menggunakan artileri.
Kelompok-kelompok jihad saat ini mengerahkan pejuangnya di sepanjang perbatasan dari dua sisi. "Mereka menempatkan pasukan di sisi perbatasan Mauritania di sebelah barat dan di sebalah timur, di kawasan Dountza," kata Menteri Pertahanan Mali Kolonel Yamoussa Camara kepada Radio France International.
Pada 10 Januari 2012 lalu, perwakilan pemerintah Mali dengan pemberontak Islam dan Tuareg telah melakukan pembicaraan damai di Burkina Faso. Namun pemberontak, yang menguasai daerah utara, tetap melakukan perlawanan ketika negara dalam keadaan tak berpemerintah setelah kudeta Maret 2012.
Bulan lalu, Dewan Keamanan PBB memberikan dukungan terhadap Afrika guna melakukan operasi militer untuk membantu pemerintah Mali merebut kembali wilayah utara jika tak ada solusi damai dalam beberapa bulan mendatang. Saat ini, negara-negara Afrika yang tergabung ke dalam ECOWAS telah menyiapkan 3.300 pasukan untuk dikerahkan ke Mali.
BBC | CHOIRUL