TEMPO.CO, Teheran - Saking parahnya, polusi udara kendaraan bermotor di ibu kota Iran, Teheran, disebut menjadi penyebab meninggalnya 4.460 orang di kota itu. Angka tersebut dikeluarkan oleh badan kesehatan Iran dalam sebuah jumpa pers, Ahad, 6 Januari 2013.
“Jumlah korban jiwa itu dihitung dalam setahun sejak Maret 2011,” kata Hassan Aqajani, penasihat Menteri Kesehatan Iran.
Kotornya udara Teheran, kata Aqajani, disebabkan oleh produksi zat karsinogen yang berlebihan dari setiap liter bahan bakar minyak yang digunakan kendaraan bermotor. Zat karsinogen itu setiap hari dihirup secara tidak sengaja oleh hampir delapan juta warga Teheran.
“Keluhan soal penyakit paru-paru meningkat 30 persen hampir di semua rumah sakit,” kata Aqajani.
Saat ini negeri para mullah itu memproduksi 60 juta liter bensin per hari. Namun bensin yang diproduksi itu merupakan bensin kelas rendah, sebagai produk sampingan dari bensin impor Iran. Bensin kelas rendah ini diyakini lebih banyak menghasilkan karsinogen daripada bensin kelas yang lebih tinggi.
“Berdasarkan standar Eropa, ambang batas kandungan zat karsinogen harusnya di bawah 1 persen. Namun, saat ini, di Teheran sudah mencapai dua hingga tiga persen,” kata Youssef Rashidi, Direktur Lembaga Pemantau Kualitas Udara Teheran.
TELEGRAPH | SANDY INDRA PRATAMA