TEMPO.CO, Washington - Seorang penasihat senior Hillary Clinton mengatakan kepada New York Times bahwa hanya "orang tolol" yang bilang menteri luar negeri pura-pura sakit ketimbang menjawab pertanyaan dari Kongres tentang serangan 11 September di Kedutaan AS di Benghazi, Libya. Insiden ini menewaskan duta Chris Stevens.
"Dia akan jauh lebih suka bersaksi bahwa tanggal itu ketimbang melalui 27 hari terakhir ini dengan sakit," kata Philippe Reines. "Hanya orang tolol yang mengatakan sebaliknya."
Clinton, yang baru pulih dari gegar otak dan kemudian mengalami pembekuan darah di dekat otaknya, harus membatalkan dengar pendapat dengan komite investigasi Kongres pada bulan Desember. Ketika gegar otak itu pertama kali diumumkan, konservatif terkemuka termasuk John Bolton, Charles Krauthammer, dan Monica Crowley menyatakan waktunya "terlalu pas" dengan saat ia harus bersaksi.
Krauthammer bahkan dengan sengit menyatakan pada Fox News bahwa menlu itu menderita "alergi Benghazi akut". Sedangkan New York Post menyebutnya dengan istilah "kepalsuan" dalam tajuk berjudul "(Sakit) Kepala Palsu Hillary Clinton", merujuk pada istilah umum tentang anak-anak yang terlalu sakit untuk pergi ke sekolah.
Clinton mengalami sakit perut akut pada pertengahan Desember, yang menyebabkannya dehidrasi dan jatuh pingsan yang berujung gegera otak. Dua pekan kemudian, dokter menemukan darah beku di dekat otaknya dan dia harus dirawat di rumah sakit.
NEW YORK TIMES | TRIP B