TEMPO.CO, Monroe, Connecticut - Hari pertama sekolah pada Kamis, 3 Januari 2013 merupakan hari yang berat bagi Sarah Caron. Ibu dari William, yang masih duduk di kelas 2 sekolah dasar itu berusaha membuat segalanya normal. Caron tetap membuat pancake dan mengantar anaknya ke tempat perhentian bus sekolah.
Namun, membiarkan anaknya berangkat menuju sekolah bukan perkara mudah bagi Sarah. Caron teringat tragedi penembakan yang menewaskan 20 siswa dan enam guru di SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut, pada 14 Desember 2012. William yang berusia 7 tahun itu adalah salah satu dari sekitar 400 siswa yang selamat dari penembakan brutal yang dilakukan oleh Adam Lanza, 20 tahun.
"Saya memeluk William lama sekali, sampai dia bilang 'Mommy please'," ujar Caron seperti dikutip oleh Time, Kamis, 3 Januari 2013. "Setelah itu dia masuk ke bus dan terlihat baik-baik saja."
Perasaan tegang yang sama juga dialami Christine Wilford, yang mengantarkan anaknya, Richie, ke sekolah untuk pertama kali setelah peristiwa berdarah tersebut. Putranya yang berumur 7 tahun bersama teman-teman sekelasnya berhasil diselamatkan guru mereka dan dibawa ke markas pemadam kebakaran.
Hampir sebulan kemudian, puternya itu masih sulit tidur dan ketakutan jika mendengar suara yang keras. "Kami mendukungnya kembali ke sekolah, meskipun tentu saja kami khawatir," ujar Wilford kepada CNN. Namun, putranya itu tampak baik dan bersemangat untuk bertemu kawan-kawannya lagi.
Para siswa memang mengalami trauma setelah peristiwa itu. Terlebih siswa di kelas William, yang terletak persis di seberang kelas tempat meninggalnya guru bernama Victoria Soto. Namun, open house yang digelar sehari sebelumnya cukup membantu anak-anak.
"Mereka tidak membahas peristiwa itu sama sekali," ujar Caron. "Mereka hanya mengobrol bersama guru dan membicarakan sekolah yang akan segera dimulai."
Pada Kamis, anak-anak itu mulai menempati sekolah yang tadinya digunakan sebagai Sekolah Menengah Chalk Hill di Monroe, sekitar 7 kilometer dari sekolah lama. Soalnya, SD Sandy Hook kini masih menjadi tempat investigasi kepolisian.
Pengawas Sekolah Umum Newtown, Janet Robinson, mengatakan bangunan itu dicat ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa sekolah dasar. Lantai toilet bahkan ditinggikan oleh pekerja yang sebagian besar merupakan sukarelawan. Ruang kelas didekorasi mirip kelas lama, bahkan kursi dan meja belajar pun dibawa dari sekolah lama agar suasananya tak terlalu asing. "Kura-kura yang dipelihara sekolah pun turut dibawa," ujar Robinson.
Sistem keamanan sekolah juga ditingkatkan dengan memasang kamera dan kunci, seperti dikatakan pengawas Sekolah Publik Monroe, Jim Agostine.
Meski begitu orang tua tetap merasa khawatir. "Sulit sekali tak membayangkan hal buruk akan terjadi, karena 14 Desember lalu juga awalnya berlangsung normal," kata Caron.
TIME | CNN | ANGGRITA DESYANI