TEMPO.CO, MANAMA – Seribu serdadu yang loyal terhadap mantan diktator Irak, Saddam Hussein, tiba di bandar udara ibu kota Bahrain, Manama, pada 22 Desember 2012 lalu. Datang dengan beberapa pesawat Gulf Air, maskapai milik kerajaan Bahrain, mereka rencananya akan menerima kewarganegaraan dari Kerajaan Bahrain.
“Salah satu penerbangannya bernomor GF976,” ujar salah seorang sumber informasi di Persia Gulf Cooperation Council (PGCC) kepada Fars News Agency, Rabu, 2 Januari 2013.
Sumber itu pun mengungkapkan bahwa Bahrain mencoba merekrut para serdadu itu untuk menjadi anggota organisasi keamanan mereka. Selain kewarganegaraan dan pekerjaan, loyalis Saddam juga dijamin memiliki tempat tinggal di negara kecil yang terletak di teluk Persia itu.
Para serdadu Saddam ini diduga telah melarikan diri dari Irak melalui perbatasan darat ke ibu kota Yordania, Amman. Dari sana mereka lantas diangkut menggunakan pesawat hingga mendarat di Bahrain. Salah seorang bekas petinggi militer pengawal Saddam, Tareq al-Shamri, adalah orang yang paling dicurigai berada di balik pemberangkatan para loyalis.
Bagi Rezim Al Khalifa di Kerajaan Bahrain, pemberian cuma-cuma status warga negara bagi para loyalis Saddam ini bukanlah yang pertama kalinya. Jelasnya, rezim ini sangat membutuhkan tambahan bala tentara untuk meredam situasi demonstrasi yang hampir berlangsung setiap hari di Manama.
Belum ada konfirmasi dari pihak kerajaan Bahrain soal hal ini. Sebab, kini setiap hari negara itu diguncang unjuk rasa.
SANDY INDRA PRATAMA | FARS NEWS AGENCY