TEMPO.CO, Pennsylvania- Belum lagi duka akibat penembakan di Connecticut usai, kasus penembakan kembali terjadi di negeri Paman Sam. Kali ini di negara bagian Pennsylvania, seorang pria dengan pistol menembak mati tiga orang di pedesaan Pennsylvania barat, Sabtu (22/12) waktu Indonesia. Pelaku menembak korban, salah satunya di gereja, sebelum dia tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Menurut pihak berwenang, pelaku kalah dalam baku tembak karena mencoba melarikan diri dengan sebuah truk pickup. Selain empat korban tewas, tiga polisi juga jadi korban luka akibat bak tembak dengan pelaku.
Menurut Juru Bicara Polisi Negara Bagian, David McGarvey, pihak berwenang masih menyelidiki motif kasus ini. Polisi belum percaya penyebabnya adalah urusan keluarga. Tapi mereka juga belum tahu motifnya. "Karena pelaku juga tidak memiliki hubungan dengan salah satu korban," kata dia. Identitas pelaku dan korban masih dirahasiakan menunggu pemberitahuan kepada kerabatnya.
Dalam aksi yang berjalan cepat, pelaku bersenjata itu menembak dan membunuh seorang wanita di dalam gereja. Lalu menembak mati dua pria di rumah mereka masing-masing. Keduanya ditembak dalam jarak dekat. Pelaku lalu mencoba melarikan diri dalam truk pickup.
Polisi yang bergegas ke lokasi kejadian juga hadiahi tembakan. Dua mobil patroli yang datang ditembaki pelaku. Pelaku yang kalap, menyetir ngawur hingga menabrak mobil patroli ketiga yang baru datang. "Pria itu tewas dalam baku tembak dengan polisi di lokasi," kata McGarvey. Sedang ketiga polisi yang terlibat dalam pengejaran terluka dan dirawat di rumah sakit setempat.
Jurubicara Polisi Pusat, Adam Reed mengatakan kejadian ini tak memiliki hubungan dengan kasus pekan lalu di Connecticut, "Kami masih menyelidikinya," ujarnya. Pekan lalu, Adam Lanza 20 tahun, bertindah brutal di sekolah dasar di Newtown, Connecticut. Setelah membunuh ibunya, dia juga menembaki 20 siswa. Lalu dia bunuh diri. Total korban tewas mencapai 28 orang.
Kasus ini mengangkat wacana pembatasan senjata api bagi warga negeri Paman Sam itu. Namun, kalangan pro persenjataan api, The National Rifle Association, bahwa kasus ini mendesak perlunya penjaga bersenjata api ditempatkan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan keamanan.
Nur Rochmi | reuters