TEMPO.CO, Washington - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengecam mantan Utusan PBB, John Bolton, atas pernyataannya bahwa Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton pura-pura sakit. Menurut Bolton, langkah ini dilakukan demi menghindari tanggung jawab dalam dengar pendapat mengenai serangan Benghazi yang menewaskan Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Chris Stevens.
Hillary sebelumnya dikabarkan terjatuh di rumahnya dan mengalami gegar otak. Ia kini dalam perawatan dokter.
Dalam sebuah penampilan di Fox News, Bolton mengatakan bahwa Hillary menderita "penyakit diplomatik", sindiran atas cara Hillary menghindari tugas yang tidak menyenangkan. Hillary seharusnya muncul dalam pertemuan dengan Komite Urusan Luar Negeri Kongres pada hari Kamis untuk menanggapi pertanyaan tentang apakah kegagalan keamanan membuka jalan bagi serangan 11 September yang menewaskan sang dubes.
"Ini adalah penyakit diplomatik," kata Bolton, yang menjabat selama pemerintahan George W. Bush. "Maksud saya, saya berharap atak terjadi sesuatu yang serius. Tapi ini terungkap dengan cara yang saya pikir tidak transparan."
Clinton mengatakan pada Senin, 17 Desember 2012, dalam sebuah surat kepada panitia bahwa ia akan menanggapi pertanyaan komite pada Januari 2013.
Victoria Nuland, juru bicara Kementerian Luar Negeri, menyatakan bahwa klaim Hillary berpura-pura sakit adalah "sama sekali tidak benar". Dia mengatakan bahwa Bolton dan lain-lain yang telah mempertanyakan gegar otak Hillary "adalah orang-orang yang tidak tahu apa yang mereka bicarakan."
"Ini disayangkan bahwa pada saat seperti ini, orang membuat spekulasi liar berdasarkan informasi yang salah," katanya.
FOX NEWS | TRIP B