TEMPO.CO, Baghdad - Presiden Irak Jalal Talabani berada dalam kondisi stabil setelah ia dilarikan ke Rumah Sakit Baghdad pada Senin malam, kata pejabat Irak. Dalam sebuah pernyataan, kantor presiden mengatakan hasil tes medis menunjukkan ia mengalami gangguan pengerasan arteri.
"Tes juga menunjukkan bahwa fungsi tubuh yang normal dan status kesehatan presiden stabil," kata pernyataan itu. "Dia kini di bawah pengawasan tim medis khusus Irak."
Namun demikian, seorang anggota parlemen Irak yang dekat dengan Talabani mengatakan sebelumnya bahwa pemimpin 79 tahun ini mengalami stroke. "Kondisi kesehatannya sangat tidak baik," kata Mahmoud Othman, yang mengatakan ia menuju ke rumah sakit untuk mengunjungi Talabani pada Senin pagi.
Othman mengatakan Talabani berada dalam perawatan intensif. Seorang pejabat lainnya juga mengatakan Talabani mengalami stroke. Namun, kantor presiden telah merilis sebuah pernyataan sebelumnya mengatakan bahwa dia hanya mengalami kelelahan.
"Belakangan, Yang Mulia Presiden Jalal Talabani bekerja keras untuk mencapai harmoni dan stabilitas di negara itu. Karena kelelahan, kondisi kesehatan Yang Mulia menurun," kata kantor presiden pada Selasa.
Talabani terpilih sebagai Presiden Irak pada tahun 2005 dalam pemilu bebas pertama lebih dari 50 tahun. Ini bukan pertama kalinya dia telah berurusan dengan masalah medis yang serius. Banyak yang menyebut bahwa kondisi kesehatannya yang sebenarnya sengaja disembunyikan.
Pada Februari 2007, ia jatuh sakit dan diterbangkan ke Yordania untuk menjalani pengobatan. Sebuah sumber rumah sakit mengatakan kepada CNN pada waktu itu dokter melakukan prosedur kateterisasi di hatinya, tetapi keluarganya dan para pembantunya menyangkalnya.
Dokter yang merawat Talabani dan juru bicara kantor presiden mengatakan kemudian bahwa dia menderita kelelahan dan radang paru-paru. Dua bulan kemudian, Talabani menjalani tes medis dan harus menurunkan berat badan, kata kantornya.
Pada bulan Januari 2012, dia menjalani operasi tulang belakang di Jerman.
CNN | TRIP B