TEMPO.CO, Bagdad - Rentetan bom menghantam tempat-tempat peribadatan kaum Syiah Irak. Bom itu menyebabkan setidaknya 20 orang tewas seketika dan sejumlah lainnya cedera.
Aksi bom mematikan ini berlangsung sehari setelah dua bom meledak menewaskan sembilan orang, setahun setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dari Negeri 1.001 Malam.
Pada bagian lain, tiga pria bersenjata menyerang pos penjagaan polisi di jalan bebas hambatan, di sebelah barat Tikrit. Serangan ini mengakibatkan seorang polisi meninggal dunia dan melukai tiga polisi lainnya.
Serangan ini disusul sergapan sejumlah pria bersenjata pada patroli polisi yang meninggalkan mobilnya. Selanjutnya kendaraan ini diledakkan. Akibatnya, empat polisi terbunuh dan dua lainnya luka-luka. Demikian keterangan seorang letnan kolonel polisi kepada kantor berita AFP.
"Di Desa Al-Buslaibi, Bagdad Utara, sebuah bom ranjau darat meledak dengan sasaran sebuah patroli angkatan bersenjata Irak, menyebabkan tiga tentara tewas," kata seorang kapten yang tak disebutkan namanya.
Sebuah bom mobil juga meledak di Khaznah, sebuah desa di dekat Mosul sebelah utara Irak, berpenduduk minoritas Shabak, menewaskan tujuh orang dan melukai 12 lainnya. Sedangkan dua bom mobil dekat tempat ibadah kaum Syiah menewaskan lima orang dan melukai 20 lainnya di Kota Tuz Khurmatu.
Ledakan dua bom mobil dan tujuh ranjau bom darat, Ahad, 16 Desember 2012, dengan sasaran dua tempat suci kaum Syiah di Kirkuk, memakan korban secara keseluruhan lima orang dan melukai 14 lainnya. Hal tersebut disampaikan seorang pejabat kepolisian senior kepada kantor berita AFP.
Menurut keterangan seorang pejabat yang tak bersedia disebutkan identitasnya, serangan mematikan itu berlangsung pada pukul 7.30 petang waktu setempat (16.30 GMT). Seorang dokter dari rumah sakit umum Kirkuk membenarkan angka korban.
Ahad dinihari waktu setempat, 16 Desember 2012, sebuah bom mobil meledak di dekat markas Partai Kurdistan, menewaskan dua petugas keamanan Kurdi dan melukai lima lainnya di Ibu Kota Bagdad.
Petugas keamanan mengatakan, sasaran ledakan bom adalah kantor Uni Patriotik Kurdistan (PUK) di Jalawla, sekitar 125 kilometer sebelah utara ibu kota. Seorang petugas kepolisian menjelaskan, ledakan bom terjadi di markas besar Presiden PUK, Jalal Talabani, setelah sejumlah orang bergabung bersama pasukan keamanan Kurdish Peshmerga.
Seorang polisi lokal mengatakan, kekerasan di Jalawla mulai meningkat ketika terjadi saling pengaruh antara kaum Arab dan Kurdi di daerah ini. Etnis campuran Jalawla berada di Provinsi Diyala, salah satu kawasan yang memiliki hak otonomi di kawasan Kurdistan.
AL JAZEERA | CHOIRUL