TEMPO.CO, London - Selama ini, tak banyak terungkap soal "Kesepakatan Gurun" antara Perdana Menteri Inggris (saat itu) Tony Blair dengan pemimpin Libya Muammar Qadhafi, selain kontrak minyak yang menguntungkan Inggris. Namun, hal di balik kesepakatan itu kini mulai terkuak setelah seorang pembangkang Libya angkat bicara.
Sami al Saadi menyatakan, dirinya diculik dan diserahkan kembali ke Libya dengan bantuan pemerintah Tony Blair. Tak ada yang gratis dalam upaya ini, karena Qadhafi memberi 'ongkos' hingga 2,2 juta pound sterling untuk membuat operasi ini tetap rahasia.
Pria 45 tahun ini kemudian diberangkatkan bersama istri dan empat anak-anak kembali ke Libya, dimana dia kemudian dipenjara dan dianiaya.
Operasi pemulangan - yang dilakukan dengan dukungan agen rahasia Inggris MI6 - berlangsung hanya tiga hari setelah Blair mengunjungi Libya untuk 'kesepakatan di gurun' tahun 2004.
Bukti peran Inggris muncul dalam dokumen yang ditemukan setelah jatuhnya rezim Qadhafi. Selama bertahun-tahun, para menteri Partai Buruh membantah terlibat dalam operasi ini.
Al Saadi menggugat MI5, MI6, Kementerian Luar Negeri dan Departemen Dalam Negeri Inggris, serta mantan Menlu Jack Straw dan Sir Mark Allen, mantan mata-mata senior MI6.
Kemarin Pengadilan Tinggi memberitahu penyelesaian telah dicapai di mana ia dan keluarganya akan menerima ganti rugi 2,23 juta pound sterling.
Straw merilis sebuah pernyataan dengan kalimat yang sangat hati-hati, di mana ia tidak menyangkal operasi. "Saya berharap untuk dapat mengatakan lebih banyak tentang semua ini pada tahap yang tepat di masa depan," katanya.
Bukti keterlibatan Inggris ditemukan di reruntuhan gedung markas besar kepala keamanan terkenal Libya, Musa Kusa. Sebuah faksimili CIA tertulis: "Kami ... menyadari bahwa orang Anda telah bekerja sama dengan Inggris untuk pemindahan (Sami al Saadi) ke Tripoli. "
Dua hari setelah faksimili dikirim, Blair tiba untuk 'kesepakatan gurun' yang menjamin kesepakatan minyak yang menguntungkan bagi BP dan membawa Libya keluar dari pengucilan dunia. Hal ini juga membuka jalan bagi pembebasan terdakwa pelaku pemboman pesawat Lockerbie, Abdelbaset Ali Mohmed al Megrahi.
Operasi pemulangan Saadi berlangsung tiga hari kemudian.
Awal tahun ini Al Saadi meluncurkan tindakan hukum bersama pembangkang Libya lainnya, Abdel Hakim Belhadj. Mereka menuduh Straw dan Sir Mark tanggung jawab untuk penjara palsu, keterlibatan dalam penyiksaan dan penganiayaan, serta kelalaian.
Belhadj dan istrinya yang sedang hamil ditangkap di Malaysia pada tahun 2004 dan diterbangkan ke Tripoli dengan jet CIA, yang diklaim terbang melalui Diego Garcia, wilayah Inggris di Samudera Hindia.
Abdul Hakim Belhaj, sekarang komandan militer Libya, juga mengklaim ia adalah korban dari pemulangan ilegal yang didukung Inggris. Namun mantan Menteri Luar Negeri Jack Straw menyangkal klaim tersebut, dan menyatakannya sebagai sebuah 'teori konspirasi' belaka.
MAIL ONLINE | TRIP B