Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perdana Menteri Mali Mundur  

image-gnews
Perdana Menteri Mali Cheick Modibo Diarra. REUTERS/Ray Stubblebine
Perdana Menteri Mali Cheick Modibo Diarra. REUTERS/Ray Stubblebine
Iklan

TEMPO.CO, Bamako, Mali - Perdana Menteri Mali, Cheick Modibo Diarra, mengundurkan diri setelah beberapa jam ditahan militer menjelang keberangkatannya ke Prancis untuk berobat. Kabar pengunduran ini diwartakan kantor berita AFP, mengutip siaran televisi nasional ORTM.

"Saya, Cheik Modibo Diarra, mengundurkan diri dari pemerintahan saya," Diarra menjelaskan dalam sebuah pidato yang diudarakan oleh ORTM. Dia tak memberikan alasan pengunduran dirinya.

Bakary Mariko, juru bicara militer yang mengambil kekuasaan dalam kudeta 21 Maret 2012, mengatakan, pengunduran diri Diarra setelah dia ditahan, bukan karena kudeta. Selanjutnya, akan ada pengganti perdana menteri sesegera mungkin. "Ini bukan kudeta baru," kata Mariko kepada televisi France 24.

Mariko mengatakan, Diarra ditahan saat akan mencoba meninggalkan negara setelah "menghadapi berbagai masalah". Diarra menjadi pejabat sementara perdana menteri sejak April 2012 ketika militer mengambil alih kekuasaan yang dikembalikan ke sipil.

Salah seorang anggota rombongan Diarra mengatakan kepada AFP, dia ditahan oleh sekitar 20 tentara pada Senin dinihari waktu setempat, 10 Desember 2012.

Sebelumnya, Diarra ditahan oleh tentara di rumahnya, di Ibu Kota Bamako, Senin, 10 Desember 2012. Menurut kabar, penahanan ini terkait dengan kudeta yang dilakukan oleh Kapten Amadou Sanogo. Saat ditahan, Diarra bersiap-siap meninggalkan negaranya menuju Prancis dengan alasan untuk berobat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pria 60 tahun ini adalah seorang ahli fisika yang pernah bekerja di lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA. Semasa berkuasa, Diarra mendukung rencana intervensi militer Afrika Barat ke sebagian wilayah Mali yang dikuasai oleh kelompok Islam garis keras dan sparatis Tuareg. Namun dukungan itu menuai ketegangan antara militer yang memimpin kudeta dan perdana menteri dari kalangan sipil.

Banyak kalangan militer menentang intervensi asing seraya menyebutkan bahwa yang mereka butuhkan adalah bantuan keuangan dan dukungan logistik. Juru bicara militer, Bakary Mariko, mengatakan kepada BBC, pengganti perdana menteri segera ditunjuk oleh presiden sementara.

AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL

Terpopuler:
Israel Gunakan Burung Bangkai Sebagai Mata-mata

Penyiar 2Day FM Keluar dari "Persembunyian"

21 Desember Kiamat, Ini Kata Sesepuh Suku Maya

Negara-negara Arab Setuju Bantu Palestina

Dua Pejabat Afganistan Dibunuh

Kesalahan Teknis, Korea Utara Tunda Luncurkan Roket

Penyusup Tembaki Demonstran Anti-Mursi di Kairo

Chavez Janji Segera Kembali

Badai Bopha Filipina Tewaskan 650 Orang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Mirage 2000. AP/Donato Fasano
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.


Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Seorang wanita merawat kambing milik keluarganya, di rumah sederhana mereka di sebelah Masjid Djingareyber, situs Warisan Dunia UNESCO, di Timbuktu, Mali, Selasa (23/7). AP/Rebecca Blackwell
Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.


Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Pasukan khusus militer Perancis yang ikut turun dalam menyelamatkan ratusan warga yang disandera oleh belasan militan, membentangkan garis polisi di depan Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Pembebasan ratusan sandera tersebut dilakukan oleh pasukan Khusus Perancis, pasukan PBB dan dua anggota pasukan khusus Amerika Serikat. REUTERS
Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.


Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Petugas mengevakuasi sejumlah jenazah dalam aksi penyanderaan oleh belasan militan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Aksi penyanderaan tersebut berlangsung selama 9 jam. REUTERS
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.


Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.


Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.


Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Dalam gambar yang diambil darii Mali TV ORTM, petugas keamanan memberikan instruksi kepada rekannya di dalam Radisson Blu Hotel di Bamako, Mali, 20 November 2015. Kelompok bersenjata menyandera seluruh orang dalam hotel itu setelah berteriak
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi


Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Wikimedia.org
Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.


Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Warga berhamburan dari hotel Radisson Blu, tempat penyanderaan oleh kelompok bersenjata, di Bamako, Mali, 20 November 2015. Dikabarkan 10 militan bersenjata menyandera 140 tamu dan 30 staf hotel tersebut. AP/Harouna Traore
Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.


Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Seorang sandera dikawal keluar dari lokasi penyanderaan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Hingga saat ini 80 orang berhasil dibebaskan, dan tiga orang dikabarkan tewas saat militan memasuki hotel itu. REUTERS/REUTERS TV
Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.