TEMPO.CO, Damaskus - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Makdissi, dikabarkan membelot dan meninggalkan Beirut untuk menetap di London, Inggris, Senin, 3 Desember 2012. Namun, laporan tersebut belum bisa dikonfirmasi.
Ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Senin pagi waktu setempat, telepon Makdissi mati, dan tak ada komentar dari televisi pemerintah Suriah.
Makdissi, yang berasal dari kaum minoritas Kristen Suriah, membela mati-matian tindakan keras Presiden Bashar al-Assad terhadap para pemberontak, yang telah berlangsung selama 20 bulan. Dia seorang mantan diplomat yang mahir berbahasa Inggris.
Assad Mustafa, bekas Menteri Pertanian, mengatakan kepada Al Arabiya, Makdissi diperkirakan telah membelot karena sejumlah kesalahan informasi yang disampaikan kepada publik. "Dia membelot. Dapat saya katakan, dia telah keluar dari Suriah," kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya kepada Reuters.
Wael Merza, penasihat presidensial Koalisi Nasional Suriah, mengatakan, Makdissi telah tiba di London. Tapi kabar ini belum bisa dikonfirmasi oleh Al Jazeera. Televisi Libanon, al-Manar, dalam laporannya menyebutkan bahwa Makdissi sebelumnya telah dipecat karena membuat pernyataan yang tidak merefleksikan kebijaksanaan negara.
"Kami tahu, pada akhir Juli 2012, dia mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa Suriah tidak akan menggunakan senjata kimia, meskipun pada dasarnya Suriah memiliki senjata tersebut," kata koresponden Al Jazeera, Rula Amin, melaporkan dari Beirut.
Makdissi kerap tampil dalam acara jumpa pers di Damaskus guna merespons upaya menggulingkan Presiden Bashar al-Assad oleh kelompok perlawanan. Pada Juni 2011, pemerintah Suriah juga memecat juru bicara Reem Haddad karena ucapannya. Haddad pernah pengatakan, warga Suriah berada di Turki dalam rangka mengunjungi kerabat mereka di sana.
Hisham Jaber, Direktur Middle East Centre for Studies and Research, mengatakan kepada Al Jazeera, dia yakin Makdissi diizinkan mengunjungi keluarganya di Libanon, selanjutnya dia terbang ke London dari Beirut. "Saya rasa dia punya alasan, mungkin, dia telah meninggalkan negara, dan itu adalah pilihan dia," kata Jaber.
AL JAZEERA | AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Bupati Garut Aceng: Saya Masih Sayang Fany
3 Alasan Bupati Garut Ceraikan Fany Octora
Janda Bupati Garut Alami Kekerasan Psikis
SBY Minta Mendagri Pantau Bupati Garut
Potret Politikus: dari Korupsi sampai Nikah 4 Hari