TEMPO.CO, Praha - Intelijen Amerika Serikat mendeteksi penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar al-Assad di Suriah untuk menumpas pemberontakan. Seorang pejabat senior pertahanan negeri itu mengatakan para pejabat intelijen telah mendeteksi aktivitas pada lebih dari satu situs senjata kimia Suriah pekan lalu. Pejabat pertahanan itu berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang masalah-masalah intelijen.
Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton, di Praha menegaskan deklarasi Presiden Barack Obama bahwa penggunaan senjata kimia adalah "garis merah" untuk Amerika Serikat. Jika terbukti, hal ini akan mendorong tindakan, katanya.
"Kami telah membuat pandangan yang sangat jelas: Ini adalah garis merah bagi Amerika Serikat," kata Clinton kepada wartawan. "Saya tidak akan menyebut secara spesifik apa yang akan kami lakukan jika ada bukti kuat bahwa rezim Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyat mereka sendiri. Tapi cukup untuk mengatakan, kami pasti berencana untuk mengambil tindakan."
Dia tidak menyebut tentang kegiatan di depot senjata kimia Suriah, namun menyatakan Washington akan mengatasi setiap ancaman yang muncul.
Suriah diyakini memiliki beberapa ratus rudal yang mampu membawa hulu ledak kimia.
Sampai saat ini, Amerika Serikat menentang intervensi militer atau memberikan dukungan senjata untuk pemberontak Suriah. Menurut sumber tak resmi, kekerasan di negeri itu telah menelan korban jiwa 40.000 orang sejak Maret 2011.
AP | TRIP B