TEMPO.CO, Goma - Pemberontak M23 tidak akan menarik pasukannya kecuali pemerintah Kongo bersedia memenuhi permintaannya. Demikian keterangan pimpinan pemberontak, Jean Marie Runiga, kepada media, Selasa, 27 November 2012.
Berbicara di depan para jurnalis di sebuah hotel dekat perbatasan Rwanda, Selasa, Presiden M23 Jean Marie Runiga, mengatakan, kelompoknya siap menarik diri dari kota tetapi hal itu dilakukan jika kondisinya memungkinkan.
Baca Juga:
Pernyataan pimpinan M23 itu disampaikan beberapa saat usai pejabat pemerintah Uganda mengumumkan akan segera terjadi penarikan pasukan M23 dari Goma dan Sake.
Jenderal Uganda, Aronda Nyakairima, mengatakan pemberontak telah menjadwalkan penarikan mundur dari Goma pada Kamis tengah malam waktu setempat, 29 November 2012. "Mereka meninggalkan kota secara keseluruhan selama 24 jam."
Menanggapi pernyataan itu, Runiga mengulangi lagi bahwa hal ini akan terjadi bila ada perundingan. "Mundur dari Goma bukanlah masalah sebab kota tersebut bukan prioritas kami. Prioritas kami adalah bagaimana menjadi rakyat Kongo yang baik," kata Runiga, yang ditahbiskan menjadi seorang Uskup.
Jenderal Makenga Sultani, komandan militer M23, bertemu dengan pimpinan militer Uganda, Senin, 26 November 2012, guna memecahkan krisis yang terjadi sepekan setelah pemberontak mengambil alih Kota Goma di sebelah timur negara. Namun Runiga, pimpinan politik pemberontak, menyangkal telah terjadi perpecahan di antara mereka. "Tidak ada perpecahan di antara saya dan Jenderal Makenga," kata Runiga.
"Dalam resolusi, M23 harus menarik pasukannya 20 kilometer dari Goma, tetapi menurut hasil pembicaraan di Kinshasa semua itu tergantung kondisi M23 dan respon kepada kami. Kami katakan, tidak yang salah dalam resolusi penarikan dari Goma tetapi kami juga perlu katakan Kinshasa perlu mendengarkan kepentingan kami," katanya.
Runiga dalam acara jumpa pers duduk di antara sekretaris eksekutifnya, Francis Rucogoza, dan juru bicara politik, Bertrand Bisiwa, serta ditemani dua serdadu M23. Dia katakan, negosiasi harus melibatkan kelompok oposisi dan penarikan pasukan harus menghasilkan negosiasi bukan sebuah kondisi.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lain:
Kartu Pos Tiba 70 Tahun Kemudian
Kuburan Yasser Arafat Mulai Digali
Militan Somalia Kuasai Perbatasan Kenya
Jet Suriah Bombardir Markas Pemberontak
Bangladesh Berkabung Usai Kebakaran Pabrik Garmen