TEMPO.CO, Dhaka - Kebakaran sebuah pabrik pakaian, Tazreen Fashion, yang berlantai 12 di Distrik Ashulla, Dhaka, Bangladesh, Sabtu malam waktu setempat, 24 November 2012. Kebakaran ini menewaskan lebih dari 100 pekerjanya. Korban yang terperangkap api melompat ke lantai dasar.
Kebakaran itu dimulai dari lantai dasar. Penyebabnya masih dalam penyelidikan. Koresponden Al Jazeera, Nicole Hague, melaporkan dari tempat kejadian bahwa api tiba-tiba membumbung dan meluas ke beberapa bagian gedung.
"Saya melihat sejumlah orang berada di atap gedung untuk menyelamatkan diri. Beberapa lantai masih dilalap api," ujarnya. "Petugas pemadam kebakaran mencoba melawan api, tapi banyaknya bahan baku yang mudah terbakar membuat mereka kesulitan."
Peristiwa kebakaran, yang menghanguskan hampir seluruh bagian gedung tanpa pintu keluar darurat itu, menyebabkan 110 orang tewas. Para korban tewas akibat menghirup asap atau karena melompat dari lantai delapan, tempat pakaian siap edar.
Menurut Mayor Mohammad Mahbub, Direktur Oprasi Departemen Pemadam Kebakaran, tim penyelidik menduga kebakaran akibat dari hubungan arus pendek listrik. Mahbub menjelaskan kepada kantor berita Associated Press, pabrik tidak dilengkapi pintu darurat untuk meloloskan diri bila terjadi sesuatu. "Seharusnya gedung ini sedikitnya memiliki satu pintu darurat guna meloloskan diri sehingga korban jiwa bisa dikurangi," ujarnya.
Pabrik garmen ini dimiliki oleh Tazreen Fashion Ltd, anak perusahaan Tuba Group yang sebagian besar produksinya dikirim ke luar negeri, termasuk untuk kebutuhan Carrefour di berbagai belahan dunia dan IKEA. Pabrik Tazreen, yang dibuka pada 2009, mempekerjakan 1.700 pegawai untuk memproduksi polo shirt, jaket bulu, dan t-shirt.
Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina Wajed, terkejut ketika mendengar peristiwa kebakaran yang memakan korban begitu banyak. Bangladesh Garment Manufacturers and Exporters Association mengatakan, lembaganya siap menyantuni keluarga korban dengan bantuan sebesar US$ 1.250 (sekitar Rp 12 juta) bagi setiap kepala keluarga.
Bangladesh memilik sekitar 4.000 pabrik garmen. Banyak di antaranya tidak dilengkapi fasilitas keselamatan. Negara setiap tahun menerima pendapatan US$ 20 milyar setara dengan Rp 192 triliun dari hasil ekspor garmen ke beberapa negara, terutama ke Amerika Serikat dan Eropa.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL
Berita Terpopuler
Israel Diancam Roket Hizbullah
Jefrey, Koki di Bui Australia
Rekreasi Ala Bui Port Philip, Australia I
Kebakaran Hebat, 120 Warga Bangladesh Tewas
Rekreasi Ala Bui Port Philip Australia 3