TEMPO.CO, Jakarta - Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata, Rabu, 21 November 2012, setelah pertempuran selama delapan hari, yang dianggap tersengit dalam empat tahun terakhir, meletup.
Dengan gencatan senjata itu, Israel tidak melancarkan serangan udara ke Gaza. Sedangkan Hamas tidak meluncurkan roket ke Israel. Selama delapan hari peperangan, 130 warga Palestina tewas. Sedangkan dari pihak Israel, lima orang mati.
Tempo mewawancarai warga Israel, David Degenerat, untuk mengetahui kondisi terkini di Israel dan Palestina, Jumat, 23 November 2012. Pria berusia 35 tahun ini tinggal di Tel Aviv dan merupakan dedengkot band hardcore Mahleket Hanikot Shotrim (Mahash). David juga pendiri label Boshet Records.
Berikut ini wawancaranya.
Bagaimana kondisi Israel dan Palestina setelah gencatan senjata?
Saya rasa kondisinya sekarang kembali normal. Warga tentara cadangan Israel kini bisa segera pulang ke rumah.
Apa pendapat kamu mengenai perjanjian gencatan senjata itu?
Saya rasa perjanjian ini tidak akan bertahan lama. Mungkin bakal ada serangan-serangan lagi beberapa tahun ke depan. Sebab, seperti yang saya katakan sebelumnya, gencatan senjata tidak mengubah apa pun.
Apa yang harus dilakukan Israel dan Hamas untuk mengakhiri konflik itu?
Pemerintah Israel seharusnya mulai berunding dengan Hamas (langsung ataupun tidak langsung) untuk mengakhiri pengepungan Gaza. Pemerintah Israel juga seharusnya berbicara dengan Otoritas Palestina. Itu juga harus diiringi dengan penyetopan pembangunan permukiman warga Israel di Palestina. Tapi, saya rasa itu tidak akan terjadi.
Menurut saya, ketika tidak ada kekerasan, pemerintah Israel akan mengatakan, ‘kenapa harus ada yang berubah’. Ketika ada kekerasan, responsnya lebih keras lagi.
KODRAT
Berita lain:
Warga Israel Bicara Kondisi Gaza ke Tempo (Bag 2)
Warga Israel Bicara Kondisi Gaza ke Tempo (Bag 1)
Kehidupan Jalur Gaza Mulai Normal
Israel Serang Gaza, FPI dan PKS Jatim Kirim Relawan
Pendemo Kedubes Amerika Diduga Bawa Air Keras