TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tertinggi organisasi Islam terbesar di Libanon, Hisbullah, Syeh Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa Gaza tak akan pernah sendiri. Dalam sebuah pertemuan di Iran pada Senin, 19 November 2012, Nasrallah mengatakan bahwa Iran, Suriah, dan Hisbullah tak akan membiarkan warga Gaza berperang sendiri melawan Israel.
"Kami telah bersama mereka dalam tahun-tahun terakhir dan kami tetap bersama sebagai satu agama, satu kebangsaan, dan kewajiban kemanusiaan," ujar pria berusia 52 tahun ini.
Nasrallah mengatakan keputusan tersebut dalam sebuah acara di kawasan selatan Beirut. Ia hadir untuk memperingati kamatian Imam Syiah ketiga Hussain bin Ali. Dalam peringatan tersebut, Nasrallah juga mengajak pendukungnya untuk berdoa bagi warga Gaza yang sedang melawan kebrutalan dan invasi yang barbar dari Zionis rasis, Israel.
Nasrallah menambahkan bahwa Israel sudah menjangkau semua target yang mereka inginkan di Gaza. Bahkan, mereka mengulangnya untuk dua atau tiga kali. "Ini adalah rezim kriminal yang bertindak seperti watak aslinya, mengorbankan warga sipil dengan misil-misil berbahaya," ujar dia. Korban dari perang sebagian besar justru penduduk sipil, wanita tak berdaya, anak-anak, serta penduduk tak berdosa lainnya.
"Ini membuktikan bahwa militer Israel gagal membuat target yang tepat, " ujar Nasrallah. Mengacu pada pengalamannya di 2008 dan di Libanon, Ia berujar bahwa sekarang Israel lebih berani. Sebab, mereka mampu membinasakan perempuan dan anak tak bersalah di tangan kanan, sementara tangan kirinya bisa menekan negara-negara lain untuk tidak terlibat.
Nasrallah mengkritik negara Arab yang tak berkutik. Ia menyebut deklarasi menteri Liga Arab yang dibuat di Kairo, kemarin, adalah duplikat deklarasi pada 2008 silam. "Poin yang baru hanyalah mengajak dunia untuk tidak menetralisasi hubungannya dengan Israel," ujar dia. Menurutnya, Liga Arab harus mendukung Gaza dengan mengirim senjata bagi warganya, bukan sekadar berperan sebagai mediator atau agen Israel.
Tujuan serangan Israel, ia melanjutkan, adalah memutuskan Hamas agar terpisah dari poros Iran-Suriah-Hisbullah. "Ini skenario kampanye yang semua orang harus tahu dan tetap berdampingan, bahu-membahu," kata Sekretaris Jenderal Hisbullah ketiga itu.
IRNA|DIANING SARI
Baca juga:
Konflik Palestina-Israel
Pejabat Israel Bersumpah Lakukan ''Holocaust''
Roket dari Mesir Hantam Israel
Israel Menyetrum dan Menembak dengan Brutal
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terhenti