TEMPO.CO , WASHINGTON:- Jadi presiden, belum tentu semuanya lebih cepat tahu urusan skandal yang menerpa pejabat militernya. Itulah yang dialami Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Meski menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat, Obama ternyata termasuk telat tahu soal kabar perselingkuhan yang melanda David Petraeus, Direktur Intelijen Amerika Serikat. Padahal, Petraeus diketahui tengah dalam penyelidikan selama berbulan-bulan oleh Biro Investigasi Federal.(baca:Begini Kronologi Selingkuh Bos CIA David Petraeus )
Obama baru tahu skandal itu pada Kamis 8 November 2012, setibanya dia dari Chicago. Ia langsung memerintahkan Petraeus ke Gedung Putih dan menyarankan Petraeus mengundurkan diri. Petraeus mengundurkan diri pada Jumat 9 November 2012, setelah mengakui dirinya memiliki hubungan di luar nikah dengan perempuan lain.
Pengakuan ini mengejutkan politikus Washington, hanya tiga hari setelah Obama terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Juga ketika Amerika juga tengah dihebohkan dengan upaya penyelidikan insiden kesalahan prosedur keamanan di Konsulat Jenderal Amerika di Libya.
Keterlambatan ini jadi sorotan politikus di Kongres Amerika Serikat. Mereka mempertanyakan keterlambatan pemberitahuan mengenai kabar perselingkuhan dari Direktur CIA David Petraeus, kepada Presiden Obama. Padahal, diketahui bahwa pihak petinggi FBI dan Kementerian Kehakiman AS mengetahui perselingkuhan ini sejak pertengahan tahun, tetapi mereka menutupi masalah ini hingga Presiden Obama dan Kongres AS menyelesaikan tugasnya hingga akhir periode ini.
Kasus perselingkuhan dianggap ilegal di aturan militer AS. Penyelidikan kini difokuskan pada status Petreaus ketika perselingkuhan itu terjadi, apakah sudah berstatus sipil atau aktif sebagai perwira tinggi militer.
"Ini sudah tentu sebuah masalah yang sensitif. Tetapi kami tidak diberi tahu mengenai hal ini. Saya tidak tahu siapa yang mengeluarkan keputusan penutupan masalah ini," kata Dianne Feinstein, Ketua Komite Intelijen Senat AS seperti dikutip Reuters, Rabu 14 November 2012.
Tak jelas pula, apakah Direktur FBI Robert Mueller juga memberikan informasi kepada Jaksa Agung Eric Holder soal penyelidikan skandal perselingkuhan Petreaus dengan penulis buku biografinya, Paula Broadwell . Sejumlah pihak menilai, penutupan penyidikan skandal sejak Mei lalu itu menjadi masalah besar.
Politikus Partai Republik yang juga Ketua Komite Keamanan Peter King menilai, ini bukan peristiwa politik biasa. " Bukan level tingkat menteri yang melakukan penutupan. Ini seorang pimpinan FBI," kata Peter King.
Menurut King, seharusnya masalah ini diinformasikan kepada presiden atau Dewan Keamanan Nasional. Bila FBI tidak memberitahu mengenai masalah ini, FBI dianggap telah lalai dalam melaksanakan tugasnya. "Saya tidak ingin mengutarakan teori konspirasi, tapi ini perlu dipertanyakan" kata King lagi.
Kecurigaan King terkait soal pentingnya kesaksian Petraeus soal peristiwa penyerangan Konsulat AS di Benghazi, Libya yang menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Chris Stevens. (baca:Eks Bos CIA Petraeus Diminta Jelaskan Soal Benghazi)
WDA | REUTERS | WASHINGTON POST |AP
Berita terkait
Begini Kronologi Selingkuh Bos CIA David Petraeus
Foto ''Topless'' di E-mail Pengungkap Skandal Bos CIA
Reaksi Obama Saat Ditanya Skandal Seks Bos CIA
Ini Agen FBI yang Bongkar Skandal Bos CIA
Wanita di Skandal Bos CIA Terlibat 9 Kasus Hukum