TEMPO.CO, Washington - Meski sudah mundur dari jabatannya sebagai Direktur CIA setelah skandal perselingkuhannya terbongkar, Jenderal David Petraeus tetap diminta bicara di Senat Amerika.
Selasa lalu, 13 November 2012, para senator dari Partai Republik dan Partai Demokrat meminta Petraeus menjelaskan serangan mematikan 11 September di Benghazi, Libya. Serangan di Konsulat Amerika Serikat di Benghazi itu menewaskan Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga warga Amerika Serikat.
"Saya yakin dia akan bersaksi,” kata Dianne Feinstein, politikus Partai Demokrat yang juga Ketua Komite Intelijen Senat Amerika, seperti dilansir CNN. “Saya rasa dia orang yang bertanggung jawab, dan saya yakin dia akan datang."
Menurut Feinsten, kehadiran Petraeus sangat penting untuk menjelaskan apa yang terjadi selama peristiwa serangan di Benghazi. "Apalagi, saat peristiwa terjadi, Petraeus dikabarkan ada di sana,” ujarnya. “Jadi saya rasa penting untuk mendengar pernyataannya." Feinstein sendiri bertemu pejabat Komite Republik, Saxby Chambliss, dan Direktur Pelaksana CIA Michael Morell.
Seperti diketahui, Washington terguncang dengan pengunduran diri Petraeus, menyusul isu perselingkuhannya dengan Paula Broadwell, yang juga telah menikah. Skandal itu dianggap cukup mengganggu di tengah upaya Senat meminta kejelasan soal tragedi di Benghazi.
Politikus Partai Republik di Komite Intelijen Senat, Marco Rubio, mengatakan, ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan dia berharap Petraeus dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton akan memberikan kesaksian terkait dengan serangan di Libya. "Dia memiliki peran yang sangat penting," kata Rubio kepada wartawan. "Saya pikir, kita perlu mendengar dari David Petraeus juga."
WDA | REUTERS | CNN
Berita terkait:
Wanita di Tengah Skandal Seks Direktur CIA
Wanita Pengungkap Skandal Seks Bos CIA Doyan Pesta
Skandal Seks Bos CIA, Email Allen Bertabur Kata Mesra
Skandal Seks Bos CIA, Gedung Putih Lindungi Allen