TEMPO.CO, Islamabad - Pakistan setuju membebaskan beberapa pejabat Taliban Afganistan dari penjara-penjara mereka. Hal tersebut disampaikan petinggi Pakistan dalam sebuah negosiasi perdamaian dengan Afganistan. Demikian keterangan yang diperoleh BBC, Selasa, 13 November 2012.
Sumber-sumber Afganistan mengatakan kepada BBC, bekas Menteri Kehakiman Taliban, Mullah Turabi, dan dua pejabat intelijen Afganistan termasuk di antara sejumlah tahanan yang bakal dibebaskan.
Salah seorang pejabat Afganistan menjelaskan, perubahan kebijaksaan ini sangat bagus demi mencapai perdamaian. Pakistan mengatakan, pemerintahannya mendukung upaya perdamaian di Afganistan. Di lain pihak, pembebasan tahanan merupakan langkah nyata pembuktiannya.
Koresponden BBC di Islamabad, Orla Guerin, melaporkan dari sana bahwa tampaknya tokoh Taliban yang dibebaskan ada dua. Mullah Abdul Ghani Baradar tidak termasuk dalam agenda pembebasaan. Setidaknya pada saat ini.
Sejumlah pejabat Afganistan menjelaskan, dia (Baradar) salah seorang yang masih memiliki pengaruh yang cukup untuk membujuk pejuang Taliban lainnya agar melakukan perdamaian setelah 10 tahun bertempur melawan pasukan koalisi Amerika Serikat-NATO dan pasukan Afganistan.
Menurut para pengamat, pembebasan inii merupakan langkah bagus dan diharapkan ketika pejabat Taliban ini kembali ke rumah, mereka dapat mempengaruhi Taliban lainnya untuk melakukan pembicaraan perdamaian.
Para pejabat Afganistan yang turut melakukan lobi pembebasan tahanan Taliban oleh Pakistan mengharapkan dapat melakukan pembicaraan langsung dengan para komandaan tertinggi pemberontak (Taliban) agar dapat memperkuat pembicaraan damai.
“Kami tidak terlalu yakin apakah mereka dapat memainkan peran penting dalam perundingan perdamaian, tetapi (pembebasan) ini merupakan isyarat positif dari Pakistan dalam membantu upaya perdamaian,” kata seorang pejabat Afganistan kepada kantor berita Reuters.
BBC | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Kepala BPMigas Sedih Banyak Digugat Ormas Islam
Mahfud Tantang Sudi Silalahi
Muslim Inggris Diminta Turut Rayakan Natal
Wanita di Tengah Skandal Seks Direktur CIA
Ola Pernah Minta Bantuan Ayin