TEMPO.CO, Seoul - Korea Selatan menutup dua reaktor nuklirnya setelah terungkap bahwa beberapa suku cadang yang digunakan tak diinspeksi dengan benar. Namun salah satu menteri Korsel, Hong Suk-woo mengatakan bagian yang tak diinspeksi dengan benar adalah bagian non-inti dan tak menimbulkan ancaman keamanan.
Bagian yang dipersoalkan antara lain sekering, kipas pendingin, dan saklar listrik yang tidak memiliki sertifikat yang dibutuhkan oleh industri nuklir. "Dengan ditutupnya reaktor ini artinya Korsel menghadapi kekurangan pasokan listrik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan berlangsung selama beberapa bulan," kata Hong.
Bagian-bagian yang dipersoalkan bisa digunakan untuk industri lain, namun "haram" untuk industri nuklir. Seluruh komponen yang akan digunakan dalam sebuah reaktor nuklir harus lulus uji dan mengantongi sertifikasi internasional untuk penggunaan bagi pembangkit listrik tenaga nuklir.
Hampir semua bagian itu digunakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Yeonggwang, di Korsel barat daya. Dia mengatakan bagian senilai US$ 750 ribu ini bersumber dari delapan pemasok sejak tahun 2003.
Saat ini, Korsel memiliki 23 reaktor nuklir, yang memasok 35 persen kebutuhan listrik negara itu. Upaya pemerintah untuk memperluas industri nuklirnya mendapat perlawanan keras dari masyarakat.
REUTERS | TRIP B