TEMPO.CO, Jerusalem - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menjamin tak akan ada gerakan Intifadah selama dirinya berkuasa. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Israel Channel 2, ia menyatakan tidak akan mengizinkan gerakan ini muncul.
"Kami tidak akan kembali pada terorisme dan kekerasan," kata Abbas, yang langsung diunggah ke Twitter oleh sang pewawancara, Udi Segal, koresponden politik Channel 2. "Kami hanya akan beroperasi melalui diplomasi dan melalui cara-cara damai."
Selama wawancara, Abbas menyatakan tuduhan yang diajukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya, yang baru-baru mengklaim bahwa tujuan sejati Abbas adalah mendirikan sebuah negara seperti sebelum 1948, adalah tidak benar. Penasihat Netanyahu mengklaim bahwa ia menegaskan hal itu dalam halaman Facebooknya.
Dalam wawancara itu, Abbas mengatakan bahwa meskipun ia adalah seorang pengungsi dari Safed, dia tidak berniat untuk kembali ke kota yang kini masuk bagian Isarel. "Palestina bagi saya adalah sesuai perjanjian 1967 dengan Jerusalem Timur sebagai ibukota, ini adalah Palestina. Saya seorang pengungsi. Ramallah, Tepi Barat, dan Gaza adalah Palestina, di luar itu adalah Israel," katanya.
Dalam akun Twitter-nya, Segal menambahkan bahwa Abbas menekankan bahwa Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad belum mengundurkan diri. "Saya berbicara dengannya kemarin dan ia tidak punya niat seperti itu," kata Abbas dalam wawancara. Sebelumnya terbetik kabar, Fayyad berniat mengundurkan diri.
HAARETZ | TRIP B